web page hit counter
Senin, 18 November 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Merawat Kebhinekaan di Yogyakarta

Rate this post

HIDUPKATOLIK.COM-REPUBLIK ini tidak dirancang untuk melindungi minoritas. Tidak juga untuk melindungi mayoritas. Republik ini dirancang untuk melindungi setiap warga negara, melindungi setiap anak bangsa! Kutipan dari mantan Presiden Republik Indonesia keempat Abdurrahman Wahid kiranya mewakili perjuangan kelompok Aliansi Masyarakat Peduli Kebhinekaan (AMPK) Yogyakarta. Melihat dan menyaksikan negara ini khususnya Kota Yogyakarta “terancam” lemah karena isu intoleransi membuat AMPK mengadakan kegiatan cinta kebhinekaan dengan tema, “Jogya Rumah Damai”di depan Gedung Graha Saba Pramana, Kampus Universitas Gaja Madah, Yogyakarta, 12/02.

Panitia Agnes Dwi mengatakan ada beberapa kondisi Kota Yogyakarta yang perlu menjadi pertimbangan bersama yaitu, maraknya kampanye atau publikasi di beberapa saluran komunikasi media sosial maupun media luar ruang, yang berisi pesan-pesan kebencian dan permusuhan. Dimanfatkannya ruang-ruang publik di kota ini bagi aktivitas yang menciderai toleransi dan mengingkari keberagaman.

Baca Juga:  Jaringan Caritas Indonesia Terus Bergerak Membantu 9000 Pengungsi Akibat Erupsi Gunung Lewotobi
Slide kegiatan/dok Panitia
Slide kegiatan/dok Panitia

Atas dasar ini, AMPK mendorong masyarakat untuk ambil bagian dalam kegiatan “menyelamatkan Kota Yogyakarta” dari berbagai isu intoleransi. AMP mengharapkan agar; pertama, Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta, agar aktif terlibat, mendukung, dan menjaga dengan sungguh-sungguh berbagai gerakan keberagaman dan kebhinekaan di tingkat pemerintah daerah demi mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kedua, aparat penegak hukum, agar mengambil tindakan tegas terhadap berbagai aksi intoleransi yang meresahkan masyarakat dan mencederai wilayah DIY. Ketiga, berbagai elemen masyarakat sipil, untuk bergerak bersama menjunjung tinggi keberagaman dan kebhinekaan sebagai modal sosial dan kekuatan DIY sebagai Rumah Kebhinekaan. Keempat, pemerintah maupun masyarakat, untuk mengembalikan ruang-ruang publik sebagai media ekspresi dalam hal toleransi, kebhinekaan, keberagaman yang dijamin konstitusi. Kegiatan ini ditutup dengan senam bersama lagu Gemufamiredo, pohon harapan, pentas seni, bernyanyi bersama dan membuat pernyataan melindungi Kota Yogyakarta bersama.

Baca Juga:  PESPARANI II PROVINSI KALIMANTAN UTARA: KEDEPANKAN SPIRIT KATOLIK

Yusti H.Wuarmanuk

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles