HIDUPKATOLIK.com -Â Pekan Biasa V; Kej 2:18-25; Mzm 128; Mrk 7:24-30
DEBAT mengenai kenajisan menunjukkan bahwa misi Yesus melampaui batas keyahudian. Ada perspektif baru dalam karya-Nya. Inilah yang diperlihatkan dalam kisah “Perempuan Siro-Fenisia yang percaya†(Mrk 7:24-30).
Pada dasarnya Yesus sudah membuka karya-Nya untuk “mereka yang bukan Yahudi†(lih Mrk 5:1-20). Bahkan melalui debat mengenai kenajisan, Yesus menyatakan prinsip pembebasan-Nya: “semua makanan itu halal†(Mrk 7:19; cf. juga ay.15). Kini, prinsip keterbukaan serta pembebasan itu diterapkan kepada perempuan Yunani bangsa Siro-Fenisia. Di sini, dasar efektivitas karya Yesus tetap sama, yaitu iman. Yang menarik adalah ungkapan iman perempuan Siro-Fenisia saat memohon rahmat Allah. “Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah (roti) yang dijatuhkan anak-anak†(ay.28).
Roti adalah gambaran berkat karya pelayanan Yesus. Perempuan asing itu memiliki iman yang kuat terhadap berkat itu. Ini sangat berbeda dengan sikap para murid Yesus, yang meski selalu bersama dengan Dia, tapi belum mengerti dan percaya pada misi kehadiran-Nya (lih. Mrk 8:14-21). Penginjil Markus mau bilang, iman itu sebuah anugerah.
Henricus Witdarmono