HIDUPKATOLIK.com -Â PW St Paulus Miki; Kej 1:1-19; Mzm 104; Mrk 6:53-56
SANTO Paulus Miki (1562-1597) dan ke-25 sahabatnya mati disalibkan di Nagasaki, Jepang, 5 Februari 1597. Sebelumnya, mereka dipaksa berjalan kaki sepanjang 966 kilometer dari Kyoto ke Nagasaki. Meski dalam perjalanan itu disiksa, namun tanpa henti mereka menyanyikan madah pujian Te Deum. Saat penyaliban pun, dengan lantang mereka mohon agar Tuhan mengampuni para algojo. Ke-26 martir Jepang itu disalibkan karena kesetiaan iman mereka untuk tetap mewartakan Kabar Sukacita Kristus.
Mewartakan Kabar Sukacita memang menjadi pokok utama pengajaran dan karya Yesus. Memang tak semua mampu dan bersedia menerima Kabar Sukacita. Penduduk Nazaret misalnya (lih. Mrk 6:1-6a), menolak Yesus, karena tidak percaya kepada-Nya. Sebaliknya, saat di Genesaret, penduduk mempercayai-Nya, sehingga Yesus mengadakan mukjizat. Iman penduduk begitu tinggi, hingga “hanya (dengan) menjamah jumbai jubah-Nya sajaâ€, mereka yang sakit disembuhkan.
Iman adalah anugerah Ilahi. Ketika manusia mau menerima, efektivitas karya daya Ilahi itu terjadi. Inilah pertanda bahwa iman membutuhkan sikap sedia meninggalkan ego diri serta identitas dan atribut sosiologis. Hanya melalui pengosongan total, Allah akan hadir dan meraja.
Henricus Witdarmono