HIDUPKATOLIK.com -Â KONFERENSI Para Uskup Kenya sekali lagi menyerukan dialog antara pemerintah dan pihak oposisi Kenya yang bertikai. Pertikaian ini bermula dari pengesahan amandemen Undang-Undang Pemilu Kenya oleh Presiden Uhura Kenyatta, Oktober silam. Amandemen itu diprakarsai Komisi Pemilihan Umum Kenya. Pihak oposisi dan masyarakat sipil menilai, hal itu sarat dengan kepentingan Presiden Uhura. Apalagi Pemilu Kenya akan berlangsung pada Agustus mendatang. Gelombang protes terus mengalir, bahkan anggota parlemen Kenya sampai adu jotos di ruang sidang.
Situasi yang memanas ini memantik para Uskup Kenya untuk menawarkan jalan damai. Dalam sebuah keterangan pers yang ditandatangani Ketua Konferensi Para Uskup Kenya, Mgr Philip Arnold Anyolo, meminta semua pihak agar menempuh jalur dialog. “Kami siap menjadi jembatan mediasi proses dialog bersama pemimpin agama lain dan semua orang yang berkehendak baik,†demikian isi rilis itu seperti dilansir Radio Vatikan (11/1).
Para Uskup Kenya tegas meminta agar semua pemangku kepentingan memastikan damai menjadi satu-satunya jalan. Di jalan damai itu, kesempatan dialog akan membawa Kenya pada konsensus dan resolusi yang harmonis. “Kita mengharapkan Pemilu mendatang akan menjamin proses yang adil, inklusif, dan transparan.â€
Kepemimpinan Presiden Uhura kerap membawa friksi sosial dalam masyarakat. Dilansir tuko.co, media berbasis di Nairobi, Kenya; Uhura bahkan pernah mencecar seorang Uskup, padahal Uhura adalah seorang Katolik. Hal itu terjadi setelah penguburan William Ole Ntimama, seorang mantan menteri yang memiliki rekam jejak baik. Uskup tersebut dalam khotbahnya menyerukan agar persatuan diutamakan daripada pembangunan. “Cara pandang Uskup tersebut sangat bodoh. Itu karena ia seorang pemimpin spiritual,†ujar Uhura ketus.
Konferensi Para Uskup Kenya enggan mempermasalahkan ucapan Uhura. Namun, media Kenya Post menulis, umat Katolik Kenya mendukung Raila Odinga, rival terberat Uhura untuk menjadi Presiden Kenya mendatang. Umat Katolik di Kenya berjumlah sekitar 25 persen dari total populasi.
Edward Wirawan