HIDUPKATOLIK.com -Â Paus Fransiskus mengajak para pemimpin agama dan negara untuk bekerjasama memerangi fundamentalis. Negara mesti terbuka menerima migran dan pengungsi.
SEJAK Kamis, 12/1, sampai Minggu, 15/1, Paus Fransiskus mengirimkan pesan di akun twitter berkisar pada isu migran, pengungsi, dan perdamaian. Dilansir zenit.org (15/1), postingan ini terkait dengan peluncuran perdana divisi Migran dan Pengungsi dari Dikasteri untuk Peningkatan Pembangunan Manusia Seutuhnya. Dikasteri yang dibentuk Agustus tahun lalu ini merupakan gabungan dari empat Dewan Kepausan, yaitu Dewan Kepausan untuk Keadilan dan Perdamaian, Dewan Kepausan untuk Cor Unum, Dewan Kepausan untuk Migran dan Perantau, serta Dewan Kepausan untuk Pendampingan Pastoral Tenaga Pelayanan Kesehatan.
Kardinal Peter Kodwo Appiah Turkson, yang menjabat Presiden Dewan Kepausan untuk Keadilan dan Perdamaian, telah ditunjuk Bapa Suci menjadi Prefek Dikasteri ini. Namun untuk divisi Pengungsi dan Migran dari Dikasteri ini, tetap dipimpin langsung oleh Paus.
Topik Migran juga dikemukakan Paus Fransiskus dalam pertemuan dengan para duta besar dari negara-negara sahabat Vatikan. Duta Besar Indonesia untuk Vatikan, Antonius Agus Sriyono juga hadir dalam pertemuan itu. Perang dan konflik di beberapa belahan bumi membuat pengungsi dan migran meningkat. Karena itu Paus mengajak komunitas internasional duduk bersama, mengatasi, dan mencari jalan keluar. “Perdamaian adalah hadiah, tantangan, dan komitmen di mana setiap kita, secara bersama menerima, menjawab, serta merangkul perdamaian dengan kepedulian dan dedikasi.â€
Bapa Suci menyerukan agar setiap agama mengutuk keras tindakan kekerasan yang mengatasnamakan Allah. Kelompok teroris fundamentalis, kata Bapa Suci merupakan buah dari kemiskinan spiritual yang mendalam. Kelompok ini juga sering dikaitkan dengan kemiskinan sosial yang signifikan. “Ini hanya sepenuhnya dapat dikalahkan dengan kontribusi bersama para pemimpin agama dan politik,†seru Paus.
Respon Dunia
Duta Besar Australia untuk Vatikan, Melissa Hitchman memuji kepedulian Paus Fransiskus pada isu-isu global. Australia, kata Hitchman, menyambut setiap seruan Paus terutama untuk perdamaian global, keamanan, dan migrasi di kawasan Asia Pasifik.
Hitchman gamblang memuji Paus sebagai pemimpin yang memiliki hati peduli bagi perdamaian. Ia menegaskan, Australia sejalan dengan Vatikan dalam hal terorisme, keadilan, dan perdamaian, termasuk menerima pengungsi dan migran secara bermartabat. “Pemerintah Australia sedang mencari pemukiman bagi pengungsi yang untuk sementara berada di kamp di tepi pantai Australia,†kata Hitchman, seperti dilansir Radio Vatikan (11/1).
Hal senada diungkapkan Duta Besar Inggris untuk Vatikan, Sally Axworthy. Paus Fransiskus, katanya, telah berkali-kali menyerukan komunitas internasional agar mengambil jalan damai. Ia mencontohkan pengaruh Takhta Suci dalam resolusi konflik di Kolombia dan Kuba. “Pemerintah Inggris fokus pada bantuan kemanusiaan dan imigran yang datang dari wilayah Timur Tengah.â€
Pada Sabtu, 14/1, Paus Fransiskus menerima secara pribadi Presiden Palestina, Mahmoud Abbas. Pertemuan itu untuk meresmikan kedutaan Palestina untuk Vatikan. Andrea Gagliarducci, seorang Vatikanista menilai, Vatikan pada dasarnya tidak mengambil sikap apapun untuk kedua pihak. Vatikan lebih memberikan advokasi dan solusi damai.
Edward Wirawan