HIDUPKATOLIK.com - SEJAK kanak-kanak, Vincentius Dwimawan gemar melukis pemandangan dan profil seseorang. Bagi dia, melukis adalah panggilan jiwa. Melukis, kata Vincent, tidak bisa asal-asalan. Karena alasan ini, Vincent memilih tidak melukis gambar-gambar rohani, seperti wajah Yesus. “Kalau buat gambar rohani mengandaikan hidup rohani saya juga harus seimbang,†tandas laki-laki kelahiran Yogyakarta, 21 Februari 1961 ini.
Lulus Sekolah Tinggi Seni Rupa Yogyakarta, tawaran demi tawaran untuk melukis gambar rohani menghampiri Vincent. Akhirnya ia pun menerima tawaran itu. Ia mengakui, melukis gambar rohani merupakan seni yang susah karena gambar itu harus memberi pesan kepada orang yang melihatnya. Beberapa lukisan rohani karya Vincent, antara lain lukisan Keluarga Kudus, lukisan Last Supper, lukisan Santo-Santa, lukisan para Uskup Bogor, lukisan Maria Diangkat ke Surga, lukisan Jalan Salib, dan lukisan Kanak-kanak Yesus. “Tidak sembarangan membuat lukisan rohani sebab berhubungan dengan iman kita, harus memiliki pesan tertentu,†ujar Sekretaris Dewan Paroki Keluarga Kudus Cibinong, Keuskupan Bogor ini. Lukisan-lukisan itu ia sumbangkan untuk pembangunan Gereja Keluarga Kudus Cibinong.
Melalui lukisan rohani, Vincent ingin menampilkan yang transenden ke imanen. Ia mengajak orang yang melihat lukisannya berpikir bahwa kekudusan Yesus atau orang kudus menjadi nyata dalam kehidupan sehari-hari. “Gambar saya tidak melulu imajinasi, tetapi selalu berangkat dari kehidupan manusia,†kata Vincent.
Yusti H.Wuarmanuk