HIDUPKATOLIK.com – DARI Desa Lauran, Saumlaki, Maluku Tenggara Barat, ia datang ke Jakarta untuk mencari pekerjaan. Dengan pengalaman kerja minim, Matheus Gregorius Lamere kesulitan mendapatkan pekerjaan. Pada 2013, ia diterima sebagai staf konselor di Pusat Rehabilitasi Kedhaton Parahita Sentul, Jawa Barat. Theo, sapaannya, merasa deg-degan ketika awal bertemu para pemakai narkoba. Hal ini karena stigma negatif masyarakat kepada mereka. “Membayangkan para pemakai dengan tubuh penuh tato saja orang sudah takut, apalagi menasihati mereka,” ungkap alumnus Seminari Tinggi Hati Kudus Yesus Pineleng, Manado ini. Namun baginya, ini adalah panggilan Tuhan.
Menurut Theo, salah satu pengalaman menarik dalam menjalankan tugas pendampingan adalah menjadi “Orangtua Malam” (Night Parent/NP) bagi para residen (pengguna narkoba-Red). “Tugas ini sangat berat karena kadang ada residen yang sakau, dan tidak bisa tidur,” ungkapnya.
Theo berusaha menemukan makna kehidupan lewat pelayanan yang ia libati. Ia berharap bisa terus memberi hidup kepada residen supaya mereka bisa menerima diri dan menjalani hidup secara normal.
Yusti H. Wuarmanuk