HIDUPKATOLIK.COM-Natal tahun 2016 dilewati oleh umat Katolik dengan berbagai isu soal kebhinekaan. Berbagai kasus yang terjadi akhir-akhir ini seakan mencerminkan rasa kesatuan dan persatuan serta sikap toleransi mulai pudar. Meski begitu, suasana Natal masih terasa dengan pemasanangan pohon Natal, ucapan selaman Natal dan mengenakan topi Sinterklaas.
Di berbagai perusahaan atau tempat kerja, untuk merayakan Natal, para karyawan diwajibkan menggunakan topi sinterklaas. Namun sikap ini ditentang oleh MUI dengan mengeluarkan fatwah tentang “Haram Menggunakan Atribut Non Muslimâ€.
Menanggapi hal ini, Mentri Agama, Lukman Hakim menegaskan bahwa topi Sinterklas bisa saja digunakan di tempat kerja karena tuntutan pekerjaan demikian. Lukman pun meminta agar tidak ada pemaksaan mengenakan atribut agama lain oleh bukan pemeluknya sendiri saat hari raya. “Kalau tuntutan pekerjaan, agama tidak bisa berbuat banyak sebab ini ranah lain,†ujar Lukman.
Lain lagi adalah soal ucapan “Selamat Hari Natal.†Saat ini, ada sebagian orang mengatakan ucapan ini haram diucapkan oleh seorang Muslim kepada Kristen. Profesor Muahmmad Quraish Shihab, ahli tafsir dan mantan Menteri Agama menyampaikan penjelasannya soal itu. Penjelasan disampaikan dalam program Tafsir Al Misbah di Metro TV, Ramadan 1435 Hijriah episode Surah Maryam Ayat 30-38.
“Saya duga keras persoalan ini hanya di Indonesia. Saya lama di Mesir. Saya kenal sekali. Saya baca di koran, ulama-ulama Al Azhar berkunjung kepada pimpinan umat kristiani mengucapkan selamat Natal. Ia mengatakan mengucapkan selamat Natal itu bagian dari basa-basi, hubungan baik. Tidak mungkin teman-teman saya dari umat Kristiani datang mengucapkan selamat hari raya Idulfitri terus dilarang gitu,†ujar Quraish.
Menurutnya, walaupun banyak yang tidak setuju, “Saya katakan begini, saya ucapkan Natal itu artinya kelahiran. Nabi Isa mengucapkannya. Jadi, kalau Anda mengucapkan selamat Natal, tapi keyakinan Anda bahwa Nabi Isa bukan Tuhan atau bukan anak Tuhan, maka tidak ada salahnya. Ucapkanlah selamat Natal dengan keyakinan seperti ini dan Anda kalau mengucapkannya sebagai muslim. Mengucapkan kepada umat kristiani yang paham, dia yakin bahwa anda tidak percaya. Jadi yang dimaksud itu, seperti yang dimaksud tadi hanya basa-basi,†ungkapnya.
Yusti H.Wuarmanuk