HIDUPKATOLIK.com -Â PW Kanak-kanak Suci; 1Yoh 1:5-2:2; Mzm 124; Mat 2:13-18.
KISAH pembunuhan anak-anak di Betlehem oleh Herodes (tahun 73SM–4M) hanya diceritakan oleh penginjil Matius. Nampaknya, Matius menulis kisah tersebut atas dasar tiga pertimbangan teologis. Pertama, melalui ketaatan Yusuf kepada utusan Allah, “Anak serta ibu-Nya†(lih. Mat 2:13.14) diungsikan ke Mesir menghindari rencana keji Herodes. Dengan mengutip Hos 11:1: “dari Mesir Kupanggil Anak-Kuâ€, Matius menunjukkan, Yesus seperti “Israel Baru†yang ditarik oleh Allah dari wilayah kedosaan serta dijadikan pembawa dan pemenuhan janji-janji-Nya kepada manusia.
Kedua, kehadiran Yesus merupakan ancaman bagi semua kekuatan jahat; salah satu wujud ekstremnya adalah pembunuhan keji terhadap anak-anak tak berdosa di Betlehem seperti yang dilakukan Firaun terhadap semua anak laki-laki Yahudi di Mesir (lih. Kel 1:15-22). Di sini, ditegaskan bahwa Yesus adalah “Musa Baruâ€, yang meski dilahirkan dalam ancaman maut serta situasi kepedihan (lih. Yer 31:15), tetap dilindungi Allah.
Ketiga, melalui kepekaan iman Yusuf, “Anak beserta ibu-Nya†dibawa ke Nazaret (lih. Mat 2:19-23) agar genaplah firman para nabi, bahwa “Dia akan disebut: Orang Nazaretâ€. Zaman itu, dari Nazaret tidak ada yang baik (Yoh 1:46), tetapi seperti ungkap Yes 11:1, “suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuahâ€. Di sini, Matius mewartakan, karya keselamatan Allah melebihi semua perhitungan dan penilaian manusia.
Henricus Witdarmono