HIDUPKATOLIK.com – PRESIDIUM Pusat-Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (PP-ISKA) mengecam keras tragedi penyerangan anak-anak di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Sabu Barat, Kecamatan Sabu Barat, Sarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Selasa, 13/12, yang lalu.
Menurut Ketua PP-ISKA Muliawan Margada, pada hari penusukan itu berlangsung merupakan hari yang memilukan karena anak-anak negeri yang sedang menimba ilmu mengalami kejadian yang mengerikan. Sekolah yang sejatinya menjadi tempat bermain penuh dengan sukacita, cinta dan kasih telah dinodai oknum yang tidak bertanggung jawab. “Kekerasan terhadap anak-anak kita adalah sejatinya kekerasan terhadap kemanusiaan,†ungkapnya.
Atas tragedi tersebut, ISKA mengecam keras tindakan biadab yang tidak memenuhi akal sehat itu dan mengajak umat untuk berdoa agar anak-anak korban peristiwa kekerasan tersebut segera mendapat penanganan medis terbaik dan pulih seperti sedia kala baik fisik maupun psikisnya.
ISKA juga meminta kepada pemerintah agar segera melakukan penyelidikan secara tuntas untuk mengungkap motivasi dibalik penyerangan dan segera mengumumkan kepada publik sehingga dapat mengurangi keresahan masyarakat. “Tersangka penusukan memang sudah tewas di penjara karena amukan warga. Namun hari ini ada sekitar enam atau tujuh orang ditangkap kepolisian karena diduga terlibat dalam peristiwa ini. Kita percayakan sepenuhnya masalah ini kepada Kepolisian Republik Indonesia untuk mengambil tindakan sesuai prosedur dan hukum yang berlaku,†kata Muliawan ketika dihubungi HIDUPKATOLIK.com melalui telepon, Kamis, 15/12.
Dengan segala kerendahan hati PP-ISKA juga menghimbau masyarakat untuk bijaksana menyikapi dan melihat secara jernih informasi yang beredar berkaitan peristiwa yang terjadi sehingga tindakan biadab tersebut dapat dilokalisir. Dan untuk menghindari akibat lanjutan atas peristiwa tersebut, pemerintah dan segenap masyarakat diminta untuk memperkuat komunikasi dan solidaritas antarumat lintas agama, etnis, suku dan seluruh eksponen lainnya.
“Kita mencermati pada tahun 2016 ini telah terjadi berbagai konflik sosial bernuansa SARA, mulai dari Tanjung Balai, Medan, Banjarmasin, Samarinda, Jakarta, Bandung dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Untuk itu kita semua perlu waspada akan adanya pihak-pihak tertentu yang memang tidak menginginkan adanya Persatuan, Kerukunan, Kekeluargaan, dan Toleransi di Indonesia. Tidak menutup kemungkinan peristiwa yang serupa akan terjadi lagi menjelang Natal yang akan dirayakan oleh umat Kristiani,†ujar Muliawan.
Sebagai antisipasi, PP-ISKA secara khusus menginstruksikan kepada para Pengurus DPD dan DPC ISKA di seluruh Indonesia untuk bergerak mengambil inisiatif menjaga persatuan, kerukunan dan kedamaian dengan membangun komunikasi dan karya bersama dengan berbagai elemen bangsa yang memiliki kehendak baik.
A. Nendro Saputro