web page hit counter
Jumat, 22 November 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Romo Koelman: Tak Enggan Mengejar Anak-anak De Britto

Rate this post

SEBAGAI seorang Jesuit yang mengikrarkan empat kaul, Romo Gerardus Koelman SJ dipandang memiliki kelebihan dan keutamaan yang unggul dalam semangat Ignatian. Sebagai imam, karya perdananya adalah menjadi Pamong di Kolese De Britto Yogyakarta. Ia cukup lama mendampingi anak-anak De Britto dengan gaya pendidikan yang khas. Anak-anak didiknya berasal dari generasi De Britto 1964-1973. Mereka begitu terkesan dengan pendekatan “cura personalis” Romo Koelman kepada anak-anak.

“Siapa bilang sekolah membolehkan siswa berambut gondrong? Mana buktinya? Yang benar sekolah tidak mengurus rambutmu,” tulis AA. Kunto dalam aakuntoa.com ketika mengenang mendiang Romo Koelman. Kunto mengisahkan bahwa ada tiga hal yang sangat berkesan dalam diri Romo Koelman baginya. Pertama, Romo Koelman akan membuka arena “adu jotos” bagi siswa yang ketahuan berkelahi. Siswa yang ketahuan berantem akan dicari dan disuruh duel satu lawan satu. Semua dianggap selesai ketika yang menang memaafkan dan mereka berdua saling berpelukan. “Perdamaian dicapai bukan ketika ditemukan mana yang benar dan mana yang salah, melainkan ketika yang merasa hebat mengampuni yang lemah,” tulis Kunto.

Baca Juga:  Kongregasi Misionaris Claris Tingkatkan Kompetensi Para (Calon) Anggota

Kedua, Romo Koelman akan menguber siswanya yang tidak masuk sekolah atau membolos. Ia akan mendatangi rumahnya atau kos-kosannya. Ketika “si domba tersesat” itu ditemukan, Romo Koelman akan memboncengkannya dengan vespa dan dibawa ke sekolah. Ini dilakukan bukan karena siswa dilarang membolos, tetapi karena “Saya lebih rela kamu mati karena berkelahi daripada terkapar di kos karena kehilangan nyali.” Dan yang ketiga adalah munculnya fenomena rambut gondrong di kalangan anak De Britto hingga hari ini.

Tiga hal tersebut juga diungkapkan dalam riwayat hidup Romo Koelman yang dikeluarkan Socius Provinsial Serikat Yesus Provinsi Indonesia, Romo Lucianus Suharjanto SJ. “Alumni De Britto angkatan tahun 1964-1973 sering terkenang dengan gaya pendidikan dan pendekatan Romo Koelman yang tak enggan ‘mengejar’ anak-anak De Britto, menyambangi mereka di rumah-rumah atau kos-kosan mereka,” tulis Romo Harjanto.

Baca Juga:  Pementasan Teater dan Konser Mini “Bukan Pahlawan Biasa” SMA Karya Budi Putussibau

Kerasulan Romo Koelman banyak bernuansa di bidang edukasi dan formasi, baik calon rasul awam atau calon imam. Kesederhanaan, kesetiaan, dan ketegasan pribadinya senantiasa menyertai perjalanan mantan anak-anak didiknya. Nilai-nilai itu membekas dan memberikan “pelajaran hidup” yang tak lekang waktu.

R.B.E. Agung Nugroho

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles