HIDUPKATOLIK.com - GEREJA Katolik punya perhatian besar terhadap pengungsi atau pencari suaka, tanpa membedakan suku, agama serta negara manapun. Penegasan itu disampaikan Direktur Jesuit Refugee Service (JRS) Indonesia, Romo Thomas Aquinas Maswan Susinto SJ dalam Misa di Katedral Hati Tersuci Maria Manado, Sulawesi Utara, Minggu, 30/10.
Menurut Romo Maswan, keberpihakan Gereja kepada para pengungsi dan pencari suaka juga terlihat dalam diri Paus Fransiskus yang seringkali bertemu para pengungsi di sejumlah negara. Paus pernah membawa tiga keluarga pengungsi asal Suriah ke Roma saat kunjungan apostolik ke Pulau Lesbos, Yunani.
Saat ini, terdapat sekitar 13.700 pencari suaka dan pengungsi yang sedang mencari perlindungan internasional di Indonesia. JRS hadir untuk mendampingi 159 pencari suaka dan pengungsi di Rumah Detensi Imigrasi Manado, 110 di Rumah Detensi Imigrasi Pasuruan, 27 pengungsi di Asrama Haji Yogyakarta, dan sekitar 100 pengungsi
yang bertahan hidup di tengah-tengah penduduk Cisarua. Pencari suaka dan pengungsi yang ditampung di Rumah Detensi Imigrasi Manado berasal dari negara-negara yang sedang bergolak karena konflik, seperti Afghanistan, Pakistan, Somalia, Ethiopia, Eritrea, Bangladesh, Myanmar, Irak, dan Iran.
“Bila ada kesempatan, kunjungilah para pengungsi yang ditahan di Rumah Detensi Imigrasi di Malendeng, Manado; bisa bersama kami atau para frater Seminari Tinggi Hati Kudus dan Biara Skolastikat MSC Hati Kudus di Pineleng,†himbau Romo Maswan. Tim JRS Manado terdiri dari Zainuddin (Koordinator), Chrispina Maria Gracia, dan Pius Marmanta.
Lexie Kalesaran (Manado)