PARA Uskup Paraguay menggelar Sidang Pleno Biasa di Kota Luque, Paraguay, awal November 2016. Para Uskup yang tergabung dalam Konferensi Waligereja Paraguay ini membahas berbagai macam isu yang berdampak pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di sana. Bahkan, persoalan-persoalan yang mencuat terkait kebijakan pemerintah dan perilaku para politikus tak luput dari pembahasan para Uskup ini.
Yang begitu kuat menjadi pembahasan adalah mengenai situasi baru-baru ini terkait dengan munculnya fenomena perdagangan narkoba di dalam kancah politik. “Kami mengundang kepada seluruh rakyat Paraguay, secara khusus kepada pemerintah, agar mereka merefleksikan persoalan-persoalan terkini yang ditemukan dalam kehidupan bersama,†demikian pernyataan Konferensi Waligereja Paraguay yang dikeluarkan pada Rabu, 9/11. Dokumen tersebut juga menggarisbawahi kemunculan dan peredaran aktif bisnis narkoba di dalam masyarakat dan bahkan dalam ranah politik, seperti dilansir Agenzia Fides (11/11).
Para Uskup Paraguay menyerukan bahwa pemeliharaan kesehatan moral bangsa sangatlah urgen. Mereka menilai bahwa negara dalam keadaan darurat narkoba. Menurut para Uskup Paraguay, institusi pemerintah cenderung bersikap kompromis dalam menanggapi persoalan ini. Dalam Surat Gembalanya, para Uskup Paraguay mengajak semua elemen masyarakat tanpa kecuali untuk ikut terlibat dan bertanggung jawab memberantas penyakit sosial terkait maraknya peredaraan narkoba ini.
Sidang Pleno Biasa ini merupakan Sidang Konferensi Waligereja Paraguay ke-213. Sidang ini dimulai pada Senin, 7 November dan ditutup pada Jumat, 11 November 2016.
R.B.E. Agung Nugroho