HIDUPKATOLIK.com – DI celah perhelatan Sidang Tahunan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), kabar sukacita melengking bagi komunitas pembaruan Karismatik Katolik. Menjelang akhir sidang pada hari kedelapan, Senin, 7/11, KWI telah berhasil memilih Penasihat Episkopal Badan Pelayanan Nasional Pembaruan Karismatik Katolik (BPN-PKK). Para Uskup mendaulat Uskup Malang, Mgr Henricus Pidyarto Gunawan OCarm untuk mengemban tugas tersebut. Penasihat Episkopal BPN-PKK ini juga sering disebut sebagai Episcopal Advisor BPN-PKK.
Dalam proses pemilihan, Presidium KWI memberikan dua alternatif calon untuk dipilih. Pertama, Uskup Bogor Mgr Paskalis Bruno Syukur OFM yang saat ini juga mengemban tugas sebagai Ketua Komisi Kateketik KWI. Kedua, Mgr Pidyarto yang baru pertama kali mengikuti Sidang Tahunan KWI karena belum lama ini baru masuk dalam kolegialitas para Uskup Indonesia. Mgr Pidyarto baru menerima tahbisan episkopal sebagai Uskup Malang menggantikan almarhum Mgr Herman Joseph Sahadat Pandoyoputro OCarm, pada 3 September 2016.
Pemilihan yang dilakukan secara tertutup tersebut menghasilkan 19 suara untuk Mgr Pidyarto dan 10 suara untuk Mgr Paskalis. Hak pilih hanya dimiliki oleh para Uskup yang masih aktif. Namun, tidak semua Uskup yang punya hak pilih ikut dalam proses pemilihan ini. Pasalnya, ada dua Uskup yang meminta izin berobat ke Rumah Sakit, yaitu Uskup Agats-Asmat, Mgr Aloysius Murwito OFM dan Uskup Timika, Mgr John Phillip Saklil.
Dari hasil tersebut, ditetapkan bahwa Mgr Pidyarto akan mengampu tugas sebagai Penasihat Episkopal BPN-PKK. Proses pemilihan ini ditempuh karena Penasihat Episkopal BPN-PKK yang sebelumnya, telah meninggal pada 29 April 2016. Posisi ini sebelumnya dipercayakan kepada Uskup Pangkalpinang kala itu, mendiang Mgr Hilarius Moa Nurak SVD.
Meskipun terhitung sebagai wajah baru di KWI, Mgr Pidyarto memiliki rekam jejak keahlian dalam bidang Kitab Suci dan ajaran Gereja yang tak diragukan lagi. Dia merupakan Guru Besar Kitab Suci dari Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widyasasana Malang, Jawa Timur. Tentu saja, pemilihan Uskup kelahiran Malang, 13 Juli 1955 sebagai Penasihat Episkopal BPN-PKK ini disambut dengan penuh sukacita oleh komunitas pembaruan Karismatik Katolik Indonesia.
R.B.E. Agung Nugroho