HIDUPKATOLIK.com -Â Pekan Biasa XXXI; Flp 3:17-4:1; Mzm 122; Luk 16:1-8
KISAH Bendahara tidak jujur yang dipuji Yesus dalam bacaan Injil telah menjadi sebuah kebingungan bagi banyak orang yang membacanya. Bagaimana bisa Yesus memuji atau membenarkan sebuah tindakan korupsi atau penggelapan demi kepentingan pribadi.
Salah satu kunci untuk memahami kisah Bendahara yang tidak jujur dalam Luk 16:1-8 adalah melihat konteksnya. Dalam Lukas bab 15, Yesus mengajar dengan menggunakan “perumpamaan†atau “perbandinganâ€, seperti kisah Domba yang hilang, Dirham yang hilang dan Anak yang hilang. Artinya, Yesus mau menyampaikan sesuatu yang jauh lebih penting, yaitu pengalaman rohani tentang pemulihan relasi antara manusia dengan Allah.
Kisah Luk 16 kiranya juga dapat dilihat dan dibaca dari sudut pandang yang sama. Bendahara dalam kisah itu digambarkan sangat cerdik supaya tetap hidup, tidak melarat, dan jatuh miskin. Artinya, bendahara ini memaksimalkan apa yang masih menjadi keahlian dan potensi dalam dirinya agar ia bisa tetap hidup.
Proses perjuangan dan kecerdikan si Bendahara inilah yang mau diangkat Yesus dalam pengajaranNya, supaya kita, anak-anak Allah, juga “berusaha†memaksimalkan kemampuan kita untuk mencari dan memperoleh keselamatan Allah.
Romo Josep Ferry Susanto