HIDUPKATOLIK.com – SELAIN melihat pertunjukkan tari, peserta Asian Liturgy Forum (ALF) berkesempatan mengunjungi Pura Tirta Ampul di Tapak Siring, Gianyar, Bali, 13/10. Di sebuah pura yang berbatasan dengan istana Tapak Siring ini, ada sebuah permandian suci bagi umat Hindu Bali. Air untuk permandian ini bersumber dari mata air yang ada di tengah Pura. Masyarakat Bali percaya dengan mandi di mata air ini, menjadi upaya mereka untuk secara spiritual membersihkan diri mereka dari kejahatan.
“Mirip dengan Sakramen Rekonsiliasi, dengan mandi di mata air yang terdapat di Pura Tirta Ampul ini juga memiliki makna pembersihan diri dari segala yang jahat,†Ungkap Romo Bine Suramae dari Makassar. Peserta ALF dari Thailand antusias mendengar penjelaskan dari seorang pemandu tentang makna mandi di mata air di pura itu.
Pada waku yang sama juga sedang dilaksanakan upacara keagamaan Hindu. Terlihat beberapa masyarakat membawa persembahan memasuki pura. “Persembahan yang berupa buah-buahan, akan diletakkan di dalam pura dan ditinggalkan di sana untuk beberapa saat. Setelah dirasa cukup, mereka akan mengambil kembali persembahan ini dan akan disantap bersama keluarga,†ungkap I Ketut wardi yang memandu peserta ALF. Ketut melanjutkan, dengan menyantab makanan yang sebelumnya di pesembahkan di dalam pura mereka percaya akan mendapatkan berkat dan rahmat.
Asian Liturgy Forum (ALF) tahun ini digelar di Gereja Maria Bunda Segala Bangsa, Nusa Dua, Bali 10-14/10. ALF tahun ini merupakan edisi ke 20 pertemuan para penggiat liturgi di Asia. Indonesia mendapat giliran untuk menjadi tuan rumah perhelatan tahunan ini. Sebanyak 34 peserta datang dari luar Indonesia, selama lima hari peserta dari berbagai negara ini bergabung dengan sekitar lima puluh peserta dari Indonesia. Para peserta merupakan imam, suster, dan awam yang merupakan penggiat liturgi di keuskupan dan komunitas masing-masing di Asia.
Antonius E Sugiyanto