HIDUPKATOLIK.com -Â Paroki Kedoya mengisi Tahun Suci Luar Biasa Kerahiman Allah dengan pemberesan pernikahan bagi 20 pasangan. Acara itu bakal menjadi program tahunan Paroki.
DI antara umat yang berkumpul di depan Gereja St Andreas Kedoya, Jakarta Barat, Sabtu, 22/10, tampak 20 pasangan pengantin. Usia pasangan itu rata-rata tak muda lagi, bahkan ada yang sudah memiliki anak. Pagi itu, di Paroki yang digembalai para imam Tarekat Misionaris Hati Kudus Yesus (Missionarii Sacratissimi Cordis Jesu/MSC) berlangsung pemberesan pernikahan bagi 20 pasangan tersebut.
Misa dipimpin Kepala Paroki Kedoya Romo Celsius Mayabubun MSC didampingi Pastor Rekan Romo Adelbertus Servi Maria Fangohoi MSC. Dalam khotbah, Romo Celsius mengajak para pasangan untuk merenungkan mukjizat yang dibuat Yesus saat pesta pernikahan di Kana. “Yesus mengubah air menjadi anggur. Anggur itu adalah anggur kasih, kalau itu habis datanglah kepada Maria atau Yesus, untuk mengisi kembali anggur cinta kasih, agar kalian tetap menunjukkan cinta kasih sebagai suami-istri,†ungkapnya.
Pemberesan pernikahan bagi 20 pasangan, terang Romo Celsius, ingin menunjukkan keterbukaan Gereja. Paroki Kedoya, pada Tahun Suci Luar Biasa Kerahiman Allah ini, hendak mewujudnyatakan Kerahiman Allah melalui program ini. Menurutnya, kegiatan pemberesan nikah secara massal itu baru pertama kali terjadi di Paroki Kedoya. Ia berencana, kegiatan serupa akan menjadi salah satu program tahunan Paroki Kedoya.
Proses pemberesan pernikahan bagi 20 pasangan, imbuh Romo Celsius, mirip dengan umat yang akan menikah. Mereka harus mengikuti Kursus Persiapan Pernikahan (KPP). “Tentu ada penyesuaian sebab mereka telah hidup bersama,†paparnya.
Ketua Panitia Acara, Arief Budiman berharap, melalui pemberesan pernikahan ini hubungan para pasangan kian hangat berkat cinta dan Kerahiman Allah. Acara ini, kata Arief, terjadi berkat sinergi Seksi Kerasulan Keluarga, Pastoral Sosial Ekonomi, Seksi Liturgi, Seksi Hukum, Marriage Encounter (ME), Koordinator Wilayah, dan Ketua Lingkungan.
Mulyana Adi Saputra dan Maria Immaculatta Hennyati Widjaja, satu di antara 20 pasangan, tersenyum menceritakan kesan mereka. Ekspresi itu juga terlukis di wajah 19 pasangan lain. Telah lama, Mulyana dan Maria berharap kesempatan ini datang. Hari itu, penantian mereka terjawab, hubungan pasangan ini telah resmi dalam Gereja Katolik. “Terima kasih kepada Tuhan dan kebaikan semua pihak,†ungkap Mulyana.
Antonius E Sugiyanto