HIDUPKATOLIK.com -Â Asian Liturgy Forum (ALF) tahun ini diadakan di Keuskupan Denpasar. Gagasan liturgi dalam Sakramen Tobat menjadi topik utama.
PERWAKILAN dari delapan negara di Asia hadir dalam Asian Liturgy Forum yang digelar di Keuskupan Denpasar. Mereka berasal dari Thailand, Taiwan, Myanmar, Malaysia, Filipina, Kamboja, dan Timor Leste. Pertemuan ini di buka dengan perayaan Ekaristi yang di pimpin Uskup Denpasar Mgr Silvester San di Gereja St Fransiskus Xaverius Tuka, Bali, Senin 10/10.
Setelah Misa pembuka, pertemuan di lanjutkan di Gereja Maria Bunda Segala Bangsa Nusa Dua, Bali, Selasa-ÂJumat, 11-Â14/10. ALF tahun ini merupakan edisi ke-Â20. Perhelatan tahunan ini dihadiri 34 peserta dari mancanegara dan sekitar 50 peserta penggiat liturgi dari Indonesia. Pertemuan kali ini mengusung tema “SaÂcrament of God’s Mercyâ€, secara khusus liturgi pengakuan dosa dalam Gereja.
Menurut Sekretaris Komisi Liturgi Konferensi Waligereja Indonesia RoÂmo Jhon Rusae, banyak umat KatoÂlik yang menerima Sakramen Tobat hanya saat menjelang Natal dan PasÂkah. “Pandangan kebanyakan umat tentang pengakuan dosa adalah sebaÂgai pembersihan diri dari dosa,†ungÂkapnya. Romo Jhon mengakui, motiÂvasi setiap orang mengaku dosa pun cenderung bermacamÂ-macam. Maka, Romo Jhon mengharapkan agar para imam selalu memberikan katekese tenÂtang Sakramen Tobat kepada umat. “Nasihat-Ânasihat yang diberikan imam dalam kamar pengakuan diharapkan mampu membangkitkan harapan dan menumbuhkan kebahagiaan dalam diri umat,†ucap Romo Jhon.
Dalam pertemuan ini, peserta ALF juga diajak mengunjungi empat tempat ibadah lain yang berada di kompleks PuÂja Mandala Nusa Dua. Di sini terdapat pura, gereja, wihara, dan masjid. MenuÂrut Ketua Paguyuban Kerukunan Beragama Puja Mandala, I Wayan Solo, kompleks yang berdiri sejak 1994 ini menjadi gambaran kerukunan beragama di IndoÂnesia.
Saat mengunjungi Pura Jagad Matea, peserta asal Filipina, Florencio Pascual Salvador mengaku gembira bisa masuk ke sebuah pura. “Pura ini sangat indah, tidak ada di Filipina,†ujarnya. Romo Dominic Jo Du juga memiliki kesan yang sama. Peserta dari Myanmar ini baru pertama kali mengunjungi Bali. “Saya senang bisa masuk ke dalam pura. BaÂngunan ini sangat indah.†Selain Pura Jagad Matea, peserta juga mengunjungi Masjid Ibnu Batuta.
Antonius E. Sugiyanto (Bali)