HIDUPKATOLIK.com -Â Pekan Biasa XXX; Ef 6:1-9; Mzm 145; Luk 13:22-30
ADA orang bertanya kepada Yesus, “Sedikit sajakah orang yang diselamatkan?†Yesus tidak tertarik dengan pertanyaan matematis. Ia hendak menunjukkan jalan yang diperlukan guna memperoleh keselamatan, yaitu berjuang masuk melalui pintu sesak. Yesus tak memenuhi nafsu ingin tahu satu orang tentang keselamatan. Ia bertindak praktis dengan menyerahkan diri-Nya menjadi jalan keselamatan.
Keselamatan membutuhkan disiplin. Tak semua orang rela berjuang melewati pintu sesak. Pintu adalah simbol pemisahan. Penggunaan kata pintu mengacu kepada catatan eskatologis, bahwa waktu di dunia ini terbatas adanya. Akan tiba suatu kesudahan di mana tuan rumah bangkit dan menutup pintu. Paulus menasihati jemaat di Efesus agar melatih diri taat kepada Allah dan kehendak-Nya, karena Dialah Tuhan yang tidak memandang muka dan mengganjar setiap orang sesuai perbuatannya.
Orang Yahudi yang merasa begitu dekat dengan Yesus karena memiliki kesamaan dalam banyak hal, mengira akan diperbolehkan masuk dengan mengetuk pintu. Mereka gagal paham. Mereka tidak mempraktikkan hidup benar dan lupa akan banyaknya kejahatan yang mereka lakukan. Upah yang pantas bagi mereka adalah ratapan dan kertak gigi, lambang kesedihan mendalam, kemarahan dan putus asa yang tak berkesudahan.
Maria Monica Meifung