HIDUPKATOLIK.com -Â Pekan Biasa XXIX; Ef 3:14-21; Mzm 33; Luk 12:49-53
SATU ungkapan yang kita dengarkan hari ini mungkin membuat sedikit mengerÂnyitkan kening karena tidak sesuai dengan pemahaman umum tentang Yesus. “Kamu menyangka bahwa Aku datang membawa damai di atas bumi? Bukan, kataÂ-Ku keÂpadamu, bukan damai, melainkan pertenÂtangan†(ay.51). Bagaimana ini? Bukankah baru kemarin kita bicara tentang damai seÂjahtera atau eirene atau syalom? Tetapi keÂnapa sekarang ini Tuhan kita mengatakan bahwa Ia datang untuk membawa “pertenÂtanganâ€, atau mungkin lebih baik perpecahÂan (diamerismos)? Apa yang dimaksudkan?
Ini menjadi satu contoh agar kita berhatiÂ-hati untuk tidak sembarangan mengutip satu ayat lepas dari konteks keseluruhan ayat tersebut. Kalau kita membaca perikop secara keseluruhan, bukan hanya satu kaliÂmat yang dikutip di atas, maka artinya cuÂkup jelas. Kalau dalam satu keluarga non Kristiani, karena rahmat Allah, seorang akhirnya memutuskan memilih Tuhan Yesus sebagai juru selamat dan menjadi Kristen. Nilai-Ânilai dan cara hidup Kristiani yang mulai ia hidupi, membuat ia tidak lagi sama dengan saudaraÂ-saudara sekitarnya. Orang Kristen mesti menempatkan Kristus sebagai standar hidup. “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiÂran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus†(Flp 2:5).
Lalu? Hidup ini mempunyai banyak asÂpek dan dimensi. Dalam banyak hal, negoÂsiasi dan penyesuaian dengan orang lain mungkin diperlukan untuk menjaga kesaÂtuan dan hubungan. Tetapi dalam hal-Âhal tertentu mungkin kita mesti tetap berani memegang prinsip walaupun perpecahan mungkin mengancam.
V. Indra Sanjaya