HIDUPKATOLIK.com – PW. St Ignatius Antiokhia; Ef 2:1-10; Mzm 100; Luk 12:13-21
KALAU Anda membaca bacaan Injil yang diwartakan hari ini, apa yang Anda raÂsakan? Saya sendiri merasakan ada nuansa kegelisahan? Orang khawatir akan masa deÂpan yang memang masih gelap, baik dalam diri seorang yang meminta Yesus untuk menjadi hakim dalam perkara pembagian warisan (ay.13Â14), maupun contoh perumÂpamaan yang dikisahkan Yesus (ay.16Â19). Kiranya kita samaÂ-sama menemukan usaÂha untuk menenangkan hati yang gelisah. “Jiwaku, engkau memiliki banyak barang… beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenangÂ-senanglah†(ay.19).
Selama kita masih hidup, rasanya keÂgelisahan akan masa depan ini tidak akan pernah benarÂ-benar hilang. Usaha yang sekarang kita buat, dalam arti terÂtentu, juga merupakan sebuah persiapan menghadapi masa depan yang tidak jelas dan menggelisahkan itu. Kita belajar, dan menyuruh anakÂ-anak kita belajar, untuk mempersiapkan masa depan. Kita bekerja juga untuk tujuan yang sama.
Lalu? Pandangan kita tentang hidup ini tentu saja ikut berperan dalam menentuÂkan cara kita mempersiapkan masa depan. Tuhan Yesus berfirman, “Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumÂpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah†(ay.21). Lalu apa yang mau kita pilih untuk menjamin masa depan kita?
V. Indra Sanjaya