HIDUPKATOLIK.com – SEBANYAK delapan negara termasuk Indonesia, berpartisipasi dalam Asian Liturgy Forum (ALF) yang dibuka di Gereja St Fransiskus Xaverius Tuka, Bali, Senin 10/10. Selain Indonesia, hadir juga perwakilan dari Thailand, Taiwan, Myanmar, Malaysia, Filipina, Kamboja dan Timor Leste. Setelah Misa pembuka, pertemuan dilanjutkan di Gereja Maria Bunda Segala Bangsa (GMBSB), Nusa Dua, Bali, Selasa-Jumat 11-14/10.
ALF tahun ini merupakan edisi yang ke 20. Indonesia mendapat giliran menjadi tuan rumah pertemuan yang membahas perkembangan Liturgi di Asia. Petemuan yang mengusung tema “Sacrament of God’s Mercy†ini secara khusus membahas liturgi pengakuan Dosa dalam Gereja Katolik.
Dalam makan bersama setelah Misa pembukaan Uskup Denpasar, Mgr Silvester San sedikit menceritakan mengenai keuskupannya. Umat Katolik hidup dan berkembang bersama mayoritas masyarakat beragama Hindu. Dengan begitu banyaknya pura yang berdiri di Bali maka pulau ini disebut sebagai “Pulau Dewata†atau pulau tempat tinggal bagi banyak dewa.
Mgr San Juga menyebutkan alasan pemilihan GMBSB sebagai tempat diskusi, “Pemilihan GMBSB yang terletak di komplek tempat ibadat Puja Mandala ingin menunjukkan gambaran kerukunan beragama di Bali. GMBSB menjadi salah satu dari lima tempat ibadat dari lima agama yang berbeda yang berdiri di komplek tempat ibadat ini,†ujar Mgr Silvester.
Dalam makan malam itu pula setiap negara menampilkan persembahan hiburan. Misalnya saja delegasi Malaysia yang bersama menyanyikan lagi “Rasa Sayange†yang juga sangat familiar bagi telinga orang Indonesia. Sementara kontingen Indonesia mengajak semua peserta bergabung dalam “Sajojoâ€. Suasana kian semarak dengan hiburan gamelan yang dipersembahkan Sanggar Bhakti Budaya. Semua penabuh gamelan ini merupakan OMK dari Paroki Roh Kudus Tuka, Bali. Nuansa Bali kian terasa ketika beberapa penari dari Sanggar Bhakti Budaya menampilkan beberapa tarian.
Antonius E Sugiyanto (Bali)