HIDUPKATOLIK.com – KABAR duka menyergap Keuskupan Papantla, Meksiko. Secara resmi, keuskupan yang menaungi 58 paroki itu mengeluarkan pernyataan yang membenarkan tragedi mengenai pembunuhan dua imam di diosesan tersebut. Mereka adalah Romo Alejo Nabor Jiménez Juárez dan Romo José Alfredo Suárez de la Cruz.
Awalnya, Kantor Kejaksaan Agung Veracruz, Meksiko menyatakan indikasi adanya dua imam yang diculik pada Minggu malam, 18/9. Dua imam Keuskupan Papantla ini bertugas di Paroki Nuestra Senora de Fatima, sebuah paroki yang terletak di pinggiran Kota Poza Rica, bagian utara Negara Bagian Veracruz. Berita ini segera menyebar ke berbagai instansi terkait.
Setelah itu, pada Senin pagi, 19/9, tersiar kabar ditemukannya dua mayat lelaki di pinggir jalan yang menghubungkan Kota Papantla dan Poza Rica. Hasil visum menunjukkan bahwa dua mayat lelaki tersebut merupakan dua imam yang telah dikabarkan diculik pada Minggu malam, 18/9.
Selain dua Pastor Paroki Nuestra Senora de Fatima, korban penculikan juga menimpa koster yang juga bertugas sebagai sopir dua di paroki itu. Syukur bahwa koster ini ditemukan dalam kondisi hidup. Menurut keterangan pihak berwajib, daerah tersebut selama bertahun-tahun memang terkenal sebagai daerah rawan konflik kekerasan antara banyak kartel narkotika. Namun, tidak diketahui secara pasti penyebab pembunuhan dua imam tersebut.
[nextpage title=”Dua Imam Meksiko Dibunuh”]
“Kami sungguh terpukul dengan berita ini. Kami berdoa bagi dua sahabat imam ini agar mereka beroleh hidup yang kekal. Melalui tragedi ini, sekali lagi kita bisa melihat bahwa kekerasan dan ketidakamanan telah menyelinap ke dalam masyarakat kita,†tulis Uskup Papantla, Mgr José Trinidad Zapata Ortiz, seperti dilansir Agenzia Fides, (21/9).
Mgr Ortiz berharap, tragedi yang menimpa dua imamnya ini menjadi peringatan bagi semua pihak untuk terus mengusahakan kedamaian di tengah masyarakat, sekaligus menjadi tanda relevansi panggilan imamat untuk selalu mewartakan Kabar Sukacita. Uskup kelahiran Zacatecas, Meksiko, 24 Mei 1959 ini mengajak semua pihak untuk menghidupi semangat Injil, dengan mengusahakan kehendak Tuhan untuk menciptakan keadilan, penghargaan terhadap martabat orang lain, dan kedamaian.
R.B.E. Agung Nugroho
RIP
RIP
RIP. My father yuor blood end body can be martyr and example for faith. Good bay father
TUHAN berikn istraht kekal buat mereka berdua