HIDUPKATOLIK.com – PENDIRI Facebook Mark Zuckerberg bersama istrinya Pricilla Chan bertemu Paus Fransiskus di Vatikan, Senin, 29/8. Dalam pertemuan itu mereka berbicara tentang penggunaan teknologi komunikasi sebagai sarana mengentaskan kemiskinan, mendorong budaya pertemuan, dan menyebarkan harapan, terutama bagi mereka yang paling membutuhkan.
Pertemuan dengan Paus meninggalkan kesan mendalam di hati Mark dan istri. Di laman Facebook, Mark menulis, “Pertemuan ini tidak akan pernah kami lupakan. Kami bisa merasakan kehangatan dan kebaikan Paus, serta seberapa dalam ia peduli untuk membantu orang lain.â€
Dalam pertemuan itu, Mark dan Bapa Suci juga membahas pentingnya menghubungkan orang-orang agar bisa saling berkomunikasi, terutama di belahan dunia tanpa akses internet. “Kami memberi model drone Aquila, pesawat bertenaga surya yang akan memberikan koneksi internet ke tempat-tempat yang tidak memiliki akses internet,†tulis Mark.
[nextpage title=”Mark Zuckerberg : Bos Facebook Jumpa Paus”]
Pesawat tanpa awak yang diberikan Mark kepada Paus Fransiskus ini kabarnya memiliki rentang sayap lebih dari 34 meter, atau melebihi pesawat Boeing 737 dan sudah melalui uji coba terbang perdana pada 22 Juli lalu. Drone Aquila ini mampu terbang hingga ketinggian 18.288 dari permukaan laut dan bertahan di udara selama berbulan-bulan serta bisa menjangkau wilayah lebih dari 96 kilometer.
Mark dan istri merasa mendapat kehormatan bisa bertemu Paus. Mereka begitu mengagumi sosok dan pesan Bapa Suci, terutama caranya berkomunikasi dengan orang-orang dari berbagai agama di seluruh dunia, demikian diberitakan Radio Vatikan, (29/8).
Ketika akun Instagram Paus dibuat pada Maret lalu, Mark pun menunjukkan kekaguman kepada Paus. “Selamat datang di Instagram, Paus Fransiskus. Kita semua bisa terinspirasi oleh kerendahan hati dan kasih sayang Paus Fransiskus. Saya tidak sabar untuk follow Paus, dan melihatnya berbagi pesan tentang rahmat, kesetaraan, dan keadilan kepada dunia,†begitu tulis Mark di Instagram yang sejak 2012 sudah dibeli Facebook.
A. Aditya Mahendra