web page hit counter
Minggu, 22 Desember 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

IBU TERESA, DI HATI ANAK MUDA

Rate this post

HDUPKATOLIK.com – ANDA anak muda? Pernahkah anda membayangkan dunia anda tanpa gadget tanpa akses internet, sinyal telepon dan semua yang ada kaitannya dengan alat komunikasi. Atau pernahkah anda membayangkan tiba-tiba anda tidak punya smartphone, tak punya Facebook, Instagram, Twitter, Path, pokoknya hidup tanpa ada satu pun media sosial (medsos) yang sekarang sudah biasa mewarnai hidup anda setiap saat.

Semua aspek hidup orang muda kebanyakan sudah tidak bisa lepas dengan alat komunikasi. Banyak waktu, mereka habiskan hanya untuk melihat dan mengganti status di medsos. OMK Paroki Ibu Teresa Cikarang (PITC) berusaha menggambarkan warna hidup orang muda ini dalam pementasan teater bertema “Ibu Teresa” dalam Misa Kanonisasi Santa Teresa di Komplek Sekolah Trinitas, Cikarang, Jawa Barat, Minggu, 4/9.

Adegan teater tersebut dimulai dengan beberapa orang yang sibuk dengan gadget masing-masing. Ketika berjalan, seorang perempuan menarik mereka untuk sejenak meninggalkan “dunia gadget” yang sedang membelenggu. Namun tak ada satu pun yang mau ikut perempuan itu untuk melepaskan gadget barang sekejap.

Baca Juga:  Sinergi Gereja dan Negara: Menghidupkan Iman, Humanisme, dan Kepedulian Ekologis

Sampai kemudian datang Ibu Teresa, menemani dan menguatkan sang perempuan untuk membebaskan mereka yang terjebak dalam “dunia gadget”. Satu demi satu mereka keluar, masuk dalam dunia nyata yang menawarkan lebih banyak kemungkinan dan keindahan.

Anak-anak muda yang tadi hanya sibuk dengan gadget-nya kini tersenyum bahagia setelah menyadari bahwa dunia di luar “dunia gadget” ternyata lebih membahagiakan. Ibu Teresa dengan cinta kasihnya, dengan kelembutan hatinya telah berhasil membebaskan anak muda untuk kembali hidup dalam dunia yang nyata.

[nextpage title=”IBU TERESA, DI HATI ANAK MUDA”]

Sutradara pementasan ini, Methodius Pradiawan mengungkapkan, melalui pementasan ini kami ingin menampilkan Ibu Teresa yang setia memberi inspirasi kepada semua orang tentang hidup yang sejati. “Mereka yang dibebaskan Ibu Teresa dari belenggu gadget itu lalu bisa membagikan kebahagiaan mereka kepada dunia,” kata Methodius.

Baca Juga:  Sinergi Gereja dan Negara: Menghidupkan Iman, Humanisme, dan Kepedulian Ekologis

Selain Methodius, beberapa anak muda PITC ternyata juga memiliki semangat Ibu Teresa dalam hati mereka. Regina Putri misalnya, ia bangga melihat Ibu Teresa yang membantu sesama tanpa pamrih. Regina menilai bahwa Ibu Teresa adalah contoh bagi semua orang. “Ibu Teresa menjadi inspirasi bagi hidupku, untuk rendah hati, berserah pada Tuhan, dan berusaha sebaik mungkin berjalan di jalan Tuhan,” kata gadis berambut ikal ini.

Sementara Stefanus Onky terkesan pada pernyataan Ibu Teresa yang menganggap orang miskin adalah Yesus baginya. Stefen-sapaannya, terkesan ketika ada seorang fotografer yang pernah mengikuti Ibu Teresa dalam aktivitas hariannya. Saat itu ada satu kalimat yang diucapkan Ibu Teresa, “Kemiskinan yang paling miskin bukan saat seseorang tidak memiliki harta, namun kemiskinan yang paling miskin adalah ketika seseorang tidak dicintai.” Kalimat ini menjadi pengingat Stefen kepada Ibu Teresa.

Baca Juga:  Sinergi Gereja dan Negara: Menghidupkan Iman, Humanisme, dan Kepedulian Ekologis

Ibu Teresa memang telah membuat banyak orang terpesona. “Melakukan hal kecil dengan cinta yang besar,” menjadi kalimat yang menyentuh setiap orang ketika teringat sosok kelahiran Abania ini. Giorgianus Charles salah satunya, baginya Ibu Teresa adalah contoh bagi semua orang beriman. “Ibu Teresa memberi inspirasi kepadaku untuk mengasihi sesama seperti aku mengasihi diri sendiri,” kata salah satu anggota Tim Komsos PITC ini.

Regina, Methodius, Stefen dan Charles tentu masih berproses dalam kehidupan mereka sebagai orang muda Katolik, juga sebagai anak-anak Ibu Teresa. Ketika dunia mereka kini telah dipengaruhi budaya yang menawarkan aneka kebahagiaan semu, mereka bertekad menjadikan Ibu Teresa sebagai teladan. Menciptakan dunia yang penuh kasih menjadi impian yang akan mereka usahakan. Meskipun sumbangan yang mereka berikan belum seberapa namun dari langkah kecil yang mereka mulai, dunia penuh cinta itu bisa saja akan terwujud.

Antonius E. Sugiyanto

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles