HIDUPKATOLIK.com – MENANGGAPI kecamuk konflik di Ukraina belakangan ini, Paus Fransiskus menggaungkan lagi pesan perdamaian untuk negara yang terus dilanda pertikaian tersebut. Pesan ini diungkapkan Bapa Suci pada Audiensi Umum di Lapangan St Petrus Vatikan, Rabu, 24/8.
Kondisi di Ukraina bagian Timur belakangan ini kian memburuk. Situasi ini pun memancing perhatian dunia internasional, termasuk Paus sebagai tokoh perdamaian dunia. “Hari ini, rakyat Ukraina yang terkasih ini sedang merayakan hari libur nasional karena bertepatan dengan ulang tahun ke-25 kemerdekaannya. Saya mendoakan untuk perdamaian negara mereka. Saya juga mengulangi sekali lagi ajakan untuk semua pihak yang terlibat dalam konflik dan komunitas dunia internasional, bahwa mereka semestinya memperkuat inisiatif untuk menyelesaikan konflik yang terjadi, melepaskan para tawanan, dan bertanggung jawab pada kemanusiaan,†tandas Paus, seperti dilansir Radio Vatikan (24/8).
Bapa Suci menyampaikan pesannya bertepatan dengan ulang tahun ke-25 kemerdekaan Ukraina dari Uni Soviet, 24 Agustus 1991. Negara yang dipimpin oleh Presiden Petro Poroshenko ini mengalami krisis di bagian Timur sejak 2013. Krisis ini membelah dua kubu yang berkonflik, yakni kelompok Pro-Eropa dan kelompok Pro-Rusia. Namun, konflik ini tak bisa melulu dilihat dari klaim posisi dan konklusi belaka. Di balik hal itu, tersimpan problem historis yang panjang, persoalan ekonomi, dan politik, bahkan keyakinan yang berbasis pada ideologi tertentu.
Pemicu krisis Ukraina ini adalah penundaan pembicaraan Pemerintah Ukraina tentang Perjanjian Asosiasi dengan Uni Eropa demi hubungan ekonomi yang lebih intim dengan Rusia, yang memantik amarah kelompok oposisi Pro-Eropa pada 21 November 2013. Sejak 1 Desember 2014, terjadi demonstrasi 500 ribu pendukung oposisi Pro-Eropa di Kiev, yang mengakibatkan goncangan politik hebat dan terjadinya polarisasi yang kian tajam antara kelompok Pro-Eropa dan Pro-Rusia. Bahkan secara teritorial dapat dipetakan bahwa Ukraina Barat yang terpusat di Kiev berkiblat ke Eropa dan Ukraina Timur berkiblat ke Rusia yang belakangan memunculkan kasus Crimea.
Bapa Suci berharap, semua pihak yang berseteru serta dunia internasional bersama-sama mengupayakan jalur damai untuk menyelesaikan konflik di sana. Tak lupa, ia juga mengajak seluruh umat beriman mendoakan usaha membangun perdamaian di negara berpenduduk sekitar 42 juta jiwa tersebut.
R.B.E. Agung Nugroho