HIDUPKATOLIK.com – HARI ini pemasangan tiang pancang utama Gereja Katolik Santo Leo Agung, Jatiwaringin, Jakarta akan segera terlaksana. Seorang umat Santo Leo Agung, Agustinus Yohanes Kia Poli saat ditemui di lokasi sebelum acara mulai, di Kompleks Kodam Jatiwaringin, Minggu, 14/8, mengatakan, “Gereja tak semata-mata bangunan fisik. Lebih dari itu, gereja juga merupakan paguyuban umat,†katanya.
Yance, demikian sapaannya, berharap dengan berdirinya gereja Santo Leo Agung dapat membuat umat Paroki Santo Leo Agung semakin solid. Ia juga berharap, pembangunan gereja bisa berjalan lancar.
Gereja Santo Leo Agung akan dibangun di atas tanah seluas 2000 meter persegi. Posisinya berada persis di samping Gedung Karya Pastoral Paroki. Sudah 19 tahun umat Paroki Santo Leo Agung memakai “gereja bedeng†untuk aktivitas peribadatan. Sebelumnya, Gereja Santo Leo Agung berada di belakang biara Tarekat Suster Fransiskan Putri-Putri Hati Kudus Yesus dan Maria atau Franciscanae Filiae Sanctissimae Cordis Jesus et Mariae (FCJM), di Jatibening, Bekasi.
Dalam sejarahnya, paroki ini pernah mengalami masa perjuangan ketika pada Selasa, 17 September 1996, sekitar pukul 23.00, ratusan massa yang menumpang truk, membakar gereja yang digembalai oleh para imam-imam Tarekat Redemptoris atau Congregatio Sanctissimi Redemptoris (CSsR) ini. Aksi tersebut dikenang sebagai peristiwa “Selasa Kelabuâ€. Seusai peristiwa tersebut, beberapa bulan mereka beribadah dari satu tempat ke tempat lain dan mulai menempati gereja tenda pada 1997 sampai sekarang. Saat ini umat St Leo Agung sekitar 5000 jiwa. Mereka terbagi ke dalam sembilan wilayah atau 40 lingkungan.
Yanuari Marwanto