HIDUPKATOLIK.com – Akhir Juni lalu, Keuskupan Malang mendapat uskup baru. Seorang ahli Kitab Suci terpilih menggantikan Mgr H.J.S. Pandoyoputro OCarm yang sudah bertugas selama 27 tahun.
USAI ibadat sore vigili Hari Raya St Petrus dan St Paulus, Selasa, 28/6, Uskup Malang kala itu, Mgr H.J.S. Pandoyoputro OCarm membacakan surat dari Takhta Suci di hadapan para imam, suster dan sejumlah umat yang hadir. Dalam surat itu, Paus Fransiskus menunjuk Romo Henricus Pidyarto Gunawan OCarm menjadi Uskup Malang, menggantikan Mgr Pandoyo.
Mgr Pandoyo sudah berusia 77 tahun, sementara batas resmi seorang uskup boleh mengajukan pensiun adalah 75 tahun. Mgr Pandoyo menggembalakan Keuskupan Malang sejak 1989.
Sebelum diumumkan secara resmi, rumor bahwa Romo Pidyarto menjadi salah satu calon yang diajukan sebagai Uskup Malang sudah beredar di Keuskupan Malang. Ketika ditemui HIDUP saat berada di Jakarta awal Juli ini, Mgr Pidyarto mengungkapkan bahwa ia pun mendengar rumor tersebut dan dalam hatinya muncul pergolakan memikirkan rumor yang beredar waktu itu.
Kehendak Tuhan
Ketika tengah membimbing ziarah di luar negeri pada bulan Juni, ia menerima kabar dari pihak sekretariat Sekolah Tinggi Filsafat Teologi (STFT) Widya Sasana Malang, Jawa Timur bahwa ia mendapat telepon penting. “Katanya itu telepon penting dari Jakarta dan yang menelepon menggunakan bahasa Inggris,†kisah Mgr Pidyarto. Telepon itu dari Kedutaan Besar Vatikan untuk Indonesia.
Setelah selesai mendampingi para peziarah, Mgr Pidyarto pun menemui Nunsius Apostolik untuk Indonesia, Mgr Antonio Guido Filipazzi pada Kamis, 23/6. Mgr Filipazzi memberitahu perihal penunjukan Romo Pidyarto sebagai Uskup Malang, menggantikan Mgr Pandoyo. “Nunsius berpesan agar hal ini harus dirahasiakan. Sampai akhirnya diumumkan pada 28 Juni,†ungkap adik dari (alm) Romo Antonius Gunawan OCarm ini.
“Saya merasa berat dan ragu-ragu apakah saya mampu. Secara pribadi, saya takut menerima penugasan ini. Saya takut kalau tugas ini tidak cocok untuk saya. Saya katakan, karena ketaatan saya kepada Paus yang telah menunjuk saya, saya memberanikan diri. Dengan segala perasaan berat, saya menerima penunjukan ini kalau ini adalah kehendak Tuhan,†papar Uskup kelahiran Malang, 13 Juli 1955 ini.
Mgr Filipazzi menguatkan Mgr Pidyarto. “Nunsius mengatakan kepada saya, ‘Kalau Tuhan memberi tugas, Ia akan memberi jalan, memberi rahmat’,†ujar Mgr Pidyarto. Rencananya Mgr Pidyarto akan menerima tahbisan uskup pada 3 September ini di Lapangan Angkatan Udara Malang.
Ahli Kitab Suci
Mgr Pidyarto merupakan teolog ahli Kitab Suci. Ia menerima tahbisan imam pada 7 Februari 1982 di Gereja St Perawan Maria dari Gunung Karmel Katedral Malang oleh Mgr F.X. Hadisumarta OCarm, Uskup Malang kala itu. Tahun 1986, Mgr Pidyarto menyelesaikan S-2 bidang Kitab Suci di Biblicum Roma dan S-3 Teologi Biblis di Universitas St Thomas Aquinas, Roma pada 1990. Ia mendapat gelar profesor bidang Kitab Suci Perjanjian Baru pada 14 Maret 2007.
Sejak 1986 hingga sekarang Mgr Pidyarto menjadi Dosen Kitab Suci di STFT Widya Sasana Malang. Tahun 2000-2004, Mgr Pidyarto mendapat perutusan sebagai Ketua STFT Widya Sasana Malang. Ia juga pernah berkarya di Biblika Indonesia (LBI) sebagai Ketua pada 1996-2004, sebelumnya menjadi Wakil Ketua LBI (1992-1996).
Maria Pertiwi