HIDUPKATOLIK.com – Selama Tahun Yubileum Kerahiman Allah, Gereja juga merayakannya bagi orang sakit dan kaum difabel. Paus berpesan, mereka mesti diterima dan dilayani sebagai bagian Gereja.
MISA orang sakit dan kaum difabel digelar di Lapangan St Petrus Vatikan, Minggu, 12/6. Ini merupakan puncak perayaan Yubileum bagi orang sakit dan kaum difabel dalam rangka Tahun Suci Kerahiman Allah. Sebelumnya, Jumat, 10/6, seorang imam tunanetra sekaligus tunarungu, Pater Cyril Axelrod CSsR memberikan katekese bagi para peziarah difabel. Mereka juga diberi kesempatan berziarah ke Kastil Sant’Angelo menuju Porta Sancta di Basilika St Petrus. Lalu, diadakan Kongres bagi kaum difabel di Aula Paulus VI Vatikan, Sabtu, 11/6.
Kongres Disabilitas
Kongres yang dihadiri Paus Fransiskus itu juga sekaligus menjadi peringatan 25 tahun Badan Katekese bagi Kaum Difabel. Badan ini berada di bawah naungan Lembaga Katekese Nasional Italia. Bapa Suci berpesan, kongres ini hendaknya menjadi pembaruan komitmen bersama bahwa kaum difabel sungguh terjamin untuk diterima menjadi bagian di paroki, asosiasi dan organisasi, serta gerakan Gereja lainnya.
Acara yang diikuti 650 peserta ini berlangsung berkat Konferensi Para Uskup Italia. “Kami menggaris bawahi pentingnya perayaan Yubileum bagi orang sakit dan kaum difabel, karena kita tahu bahwa kerapkali dalam perayaan-perayaan liturgi, sekelompok kecil dari mereka hadir, tapi dalam kesempatan ini, merekalah yang akan menjadi pelaku utamanya,†jelas Sekretaris Dewan Kepausan untuk Pengembangan Evangelisasi Baru, Mgr Jose Octavio Ruiz Arenas, seperti dilansir CAN 10/6.
Sebelum Misa, diadakan acara bertajuk “Kala Aku Lemah, Aku Kuatâ€. Acara ini berisi kesaksian dari beberapa penyandang disabilitas. Pasangan penyandang penyakit degenerasi neurologis mengisahkan perjuangan dan harapan mereka. Pun Maria Grazia Fiore, seorang ibu dengan dua anak difabel, serta Enrico Petrillo, suami mendiang Chiara Corbella yang meninggal karena menolak pengobatan tumor ganas demi keselamatan janin dalam rahimnya.
Kelahiran Baru
Menurut Mgr Ruiz, Misa Yubileum kali ini diikuti puluhan ribu orang sakit, kaum difabel, dokter dan perawat, serta para pengasuh dan keluarga mereka. Panitia menyiapkan 50 ribu tiket.
Misdinar Misa dipercayakan kepada kaum muda down syndrome. Seorang Diakon tunarungu asal Jerman juga ikut terlibat untuk melayani di sekitar altar. Bacaan pertama dibacakan oleh penyandang disabilitas dalam Bahasa Spanyol; dan bacaan kedua oleh gadis tunanetra dalam Bahasa Inggris. Sementara Bacaan Injil dibacakan dan untuk pertama kali dibuat dalam bentuk dramatisasi oleh para penyandang disabilitas mental. Visualisasi ini diharapkan membantu para penyandang disabilitas lebih memahami teks Injil.
Selain itu, selama Misa disediakan penterjemah dalam bahasa isyarat bagi peziarah tunarungu. Dalam khotbahnya, Paus merefleksikan, melalui baptis, orang Kristen mati dan dikubur bersama Kristus; tapi lalu bangkit menunjukkan hidup baru dalam Roh Kudus. “Kelahiran baru ini merangkum semua aspek hidup kita. Sakit, penderitaan dan kematian dialami dalam dan bersama Kristus; dan di situlah semua hal itu mendapatkan makna yang paling tinggi,†kata Paus.
Bapa Suci juga mengajak semua pihak untuk meneladan Yesus, Sang Tabib Agung. “Yesus adalah tabib yang menyembuhkan dengan cinta, karena Dia telah menanggung semua derita kita dan menebusnya dengan cinta,†katanya seperti dilansir Radio Vatikan 12/6.
R.B.E. Agung Nugroho