HIDUPKATOLIK.com – Paroki Bojong Indah Jakarta meraih INMI Awards 2016. Majalah dan warta mingguan dari beberapa paroki lain juga menang di kategori-kategori tertentu. Melalui majalah paroki, iman dikomunikasikan.
Beberapa orang berbaju batik sontak bersorak saat Uskup Agung Jakarta Mgr Ignatius Suharyo mengatakan, “Pemenang Best of The Best INMI Awards 2016 adalah Merasul dari Paroki St Thomas Rasul Bojong Indah.†Aula Paroki Katedral Jakarta riuh oleh tepuk tangan. Majalah Merasul milik Paroki Bojong Indah yang baru berusia dua tahun dinobatkan sebagai Majalah Paroki Terbaik 2016 Keuskupan Agung Jakarta (KAJ). “Semoga penghargaan ini dapat meningkatkan semangat kami dalam menjalankan misi mewartakan iman kepada umat,†kata Ketua Seksi Komunikasi Sosial (Komsos) Paroki Bojong Indah Albertus Joko Tri Pranoto. Selain dinobatkan sebagai yang terbaik, Merasul juga menyabet penghargaan kategori Berita Terbaik dan Artikel Feature Terbaik.
Inter Mirifica (INMI) Awards 2016 yang digelar Sabtu, 7/5, ini juga memberikan penghargaan bagi beberapa kategori lain. Kategori Artikel Refleksi atau Rohani Terbaik dimenangkan Paroki Citra Raya, kategori Ilustrasi Foto Terbaik dimenangkan Paroki Curug, kategori Cover Terbaik dimenangkan Paroki Pasar Minggu, kategori Warta Mingguan Terbaik dimenangkan Paroki Serpong, kategori Penggunaan Bahasa Indonesia Terbaik dimenangkan Paroki Bidaracina, dan kategori Tata Layout Terbaik juga dimenangkan Paroki Bidaracina. Acara ini dihadiri sekitar 150 orang pekerja media pewartaan cetak dari seluruh KAJ. Wakil Ketua Komisi Komsos KAJ Romo Reynaldo Antoni Haryanto mengatakan, acara penganugerahan ini menjadi kesempatan bagi semua untuk saling berbagi.
Malam penganugerahan INMI Award 2016 tersebut diawali dengan Misa Hari Komunikasi Sosoial Sedunia ke-50 di Katedral St Perawan Maria Diangkat ke Surga Jakarta. Mgr Suharyo mengatakan bahwa komunikasi sosial harus menciptakan kedekatan, persaudaraan, persatuan, dan kerukunan antarmanusia. Mgr Suharyo melanjutkan, dalam Arah Dasar KAJ 2016-2020, umat sedang berusaha menghidupi Pancasila dalam kehidupan beriman dan bermasyarakat. “Tahun 1928, orang muda Indonesia mengikrarkan diri sebagai satu tanah air, satu bangsa dan bahasa, namun bagi orang beriman sejarah Sumpah Pemuda tidak hanya sejarah Indonesia, tapi juga sejarah karya agung Allah,†kata Mgr Suharyo. Karena itu, Mgr Suharyo mengajak umat menggunakan bahasa sebagai sarana pemersatu. “Yesus pun menghendaki persatuan di antara manusia.â€
Antonius E. Sugiyanto