HIDUPKATOLIK.com – Sinode Keluarga pada minggu pertama membahas rahmat dalam keluarga. Bapa Suci mengajak Para Bapa Sinode mendoakan keluarga korban konflik di Timur Tengah.
Rahmat diperlukan untuk menggerakkan Gereja menuju kebenaran. Demikian salah satu topik yang dibahas dalam Sinode Keluarga di Vatikan. Sinode berlangsung sejak Minggu 4/10, hingga Minggu, 25/10.
Menurut Pater Thomas Rosica CSB, anggota Pers Takhta Suci, sinode bukan untuk mengubah doktrin tentang rahmat. Dalam sinode, para peserta merefleksikan situasi konkret hidup umat beriman. “Injil perlu, tapi juga kemurahan Allah agar umat bisa mengalami makna kehidupan,†jelasnya seperti dilansir CNA 10/10.
Sinode menegaskan belas kasih Allah bagi orang berdosa tidak melemahkan karya Allah. Hal itu juga tidak meninggalkan ajaran Gereja. Rahmat dibutuhkan agar umat mengalami tiap situasi hidupnya. Umat perlu berbicara tentang kebenaran dalam berbagai situasi kehidupan.
Topik ini terkait seruan Paus Fransiskus tentang pernikahan dalam Gereja Katolik. Bapa Suci mengajak umat membuka diri, menerima dan mendoakan pasangan suami istri yang berpisah dan menikah lagi. “Itu semua hanya bisa dilihat dalam terang rahmat,†kata Pater Rosica.
Hal senada diungkapkan Pater Federico Lombardi SJ, Juru Bicara Vatikan. Menurutnya, rahmat harus dilihat sebagai kedekatan dan kelembutan Allah terhadap keluarga dan pasangan yang sedang dalam kesulitan. Para Bapa Sinode mengakui, kemurahan Allah adalah bagian misi keluarga di dunia. “Keluarga perlu menyadari kebenaran rahmat dan keadilan, dan tidak menentang belas kasihan Allah,†tegasnya.
Doa Damai
Paus berharap, Bapa Sinode menyempatkan berdoa bagi perdamaian di Timur Tengah. “Bapa Sinode yang terhormat, saya mengundang Anda mendedikasikan doa bagi perdamaian di Timur Tengah,†kata Bapa Suci.
Seruan Bapa Suci itu mendapat respon dalam rapat PBB bersama organisasi internasional lainnya di bawah naungan UNHCR di Jenewa, Kamis 8/10. Mgr Silvano Tomasi, Delegatus Takhta Suci untuk PBB yang hadir menjelaskan, lebih 60 juta orang meninggalkan rumah untuk menghindari penganiayaan dan perang. Sekitar 3000 orang mencoba mencari suaka di Eropa. “Banyak yang tewas di Laut Mediterania bersama seluruh impian mereka untuk mengalami hidup yang lebih bermartabat,†kata Mgr Tomasi seperti dikutip Radio Vatikan 9/10.
Mgr Tomasi menyampaikan usaha Bapa Suci bagi perdamaian di Timur Tengah. “Perlu ada kebijakan yang adil, berani dan realistis yang dapat membantu negara- negara dalam pembangunan sosial politik dan upaya menyelesaikan konflik internal,†katanya.
Yusti H. Wuarmanuk