HIDUPKATOLIK.com – Luas wilayah serta keragaman etnis dan budaya menjadi tantangan pastoral di Kalimantan. Mgr Bumbun yakin bahwa Mgr Agus tahu dan pasti bisa menjalankan tugasnya.
Selasa, 3 Juni 2014, hari yang menggembirakan bagi Uskup Agung Emeritus Pontianak Mgr Hieronymus Herculanus Bumbun OFMCap. Permohonan pensiun uskup kelahiran Menawai Tekam, Sanggau, Kalimantan Barat, 5 Agustus 1937, ini dikabulkan Takhta Suci. Hari itu juga pada pukul 17.00 WIB, atau pukul 12.00 waktu Roma diumumkanlah penunjukan Uskup Sintang Mgr Agustinus Agus menggantikan Mgr Bumbun sebagai Uskup Agung Pontianak.
“Ketika saya mendapat jawaban bahwa permohonan pensiun saya dikabulkan secara paripurna dari Takhta Suci, saya sangat gembira. Karena, hal itu merupakan kehendak Tuhan atas jalan hidup saya,” ungkap Mgr Bumbun kepada HIDUP melalui surat elektronik, Kamis, 21/8.
Pensiun, bagi Mgr Bumbun, tidak berarti tidak lagi beraktivitas. Malahan, menjelang acara “pentakhtaan” Mgr Agus akhir Agustus ini, ia makin dipadati kegiatan, antara lain mengikuti rapat persiapan. Untuk mengisi hari-hari selanjutnya di masa pensiun, Mgr Bumbun menyatakan akan siap sedia melayani permintaan tugas-tugas pastoral. “Asal seizin atasan,” tulisnya. Selain itu, ia tidak akan pernah kehabisan aktivitas karena hobinya mengumpulkan perangko bekas dan membuat album merk berbagi cerutu.
Dikatakannya, setelah pensiun ia akan kembali menjadi anggota penuh Ordo Kapusin (OFMCap) Propinsi Pontianak Kalimantan Barat. “Ordolah yang akan bertanggung jawab atas tempat tinggal dan makan minum saya nanti,” jelas uskup asli Kalimantan yang pernah belajar Misiologi di Roma ini.
Gereja Kalimantan
Mgr Bumbun ditahbiskan sebagai imam Kapusin pada 27 Juli 1967, dan menerima tahbisan episkopal pada usia 39 tahun, pada 27 Mei 1976. Ia diangkat Takhta Suci menjadi Uskup Auksilier Pontianak dengan gelar Uskup Tituler Capra, 19 Desember 1975. Ia ditahbiskan oleh Uskup Agung Semarang Kardinal Justinus Darmojuwono sebagai pentahbis utama, dengan dua pentahbis pendamping Uskup Ketapang Mgr Gabriel Willem Sillekens CP dan Mgr Alfred Gonti Pius Datubara OFMCap yang baru tiga hari sebelumnya, 24 Mei 1976, ditunjuk Takhta Suci menjadi Uskup Agung Medan.
Setelah Uskup Agung Pontianak Mgr Herculanus Joannes Maria van der Burgt OFMCap wafat (2 Juli 1976), Mgr Bumbun ditunjuk menjadi Uskup Agung Pontianak pada 26 Februari 1977. Pada masa itu, pengangkatan uskup asli Indonesia dianggap penting, karena menunjukkan kemandirian Gereja Indonesia. Selama menjadi Uskup Agung Pontianak, Mgr Bumbun pernah ditugaskan Takhta Suci untuk menjadi Administrator Apostolik Sanggau. Tugas ini ia ampu selama delapan tahun, 1982-1990. Pada waktu itu, seluruh Kalimantan berada dalam satu wilayah Provinsi Gerejawi Pontianak. Provinsi Gerejawi Samarinda baru didirikan pada 29 Januari 2013.
Sebagai uskup, Mgr Bumbun tercatat menjadi pentahbis utama untuk Uskup Samarinda Mgr Michael Cornelis C. Coomans MSF (Alm) dan Uskup Sanggau Mgr Giulio Mencuccini. Ia juga menjadi pentahbis pendamping untuk Mgr Isak Doera (Alm), Mgr Bl. Pujoraharja, Mgr F.X.R. Prajasuta MSF, Mgr Y.A. Husin MSF (Alm), Mgr Fl. Sului Hajang Hau MSF (Alm), Mgr Agustinus Agus, Mgr A.M. Sutrisnaatmaka MSF, Mgr J. Harjosusanto MSF, dan Mgr Pius Riana Prapdi.
Menanggapi pertanyaan HIDUP tentang tantangan yang harus dihadapi Mgr Agus sebagai gembala baru, Mgr Bumbun menyebut luas wilayah dan keragaman etnis dan budaya. Ia mengatakan, “Mgr Agus sudah lama menjadi uskup yang daerah layanannya sama dengan daerah Keuskupan Agung Pontianak. Dengan begitu, tentu dia bisa menjalankan.”
A. Nendro Saputro
HIDUP NO.35, 31 Agustus 2014