HIDUPKATOLIK.com – Umat Paroki Bojong Indah, Jakarta Barat ini terpilih sebagai Miss Scuba Indonesia 2012. Ia bertugas mempromosikan keindahan bawah laut Indonesia.
Pantai, pasir, deru ombak, dan terik mentari kerap disambangi Yovita kala libur sekolah. Gadis kelahiran Jakarta, 28 September 1991 ini amat menyukai panorama pantai. Suatu ketika, ia menemukan buku koleksi sang ayah yang berisi foto-foto keindahan bawah laut. Matanya terpana akan kemolekan dunia bawah laut itu. Ia pun memendam keinginan menyelami pemandangan di bawah laut. “Daripada hanya melihat keindahan bawah laut lewat foto, lebih baik lihat secara langsung,” tekadnya dalam hati.
Keinginan Yovita itu baru terwujud ketika kuliah. Ia mulai aktif menyelam. Ia pun mengambil diving license, surat izin menyelam di kedalaman 20 meter. Mula-mula, nyali alumna SMA St Ursula Jakarta ini menciut, lantaran harus memakai alat bantu pernapasan kala menyelam di laut. “Tapi hanya saat itu saja takut. Setelah itu malah ketagihan,” ujarnya sembari menebar senyum. Ketakutannya itu terbayar lunas ketika menatap keindahan panorama di bawah laut.
Miss Scuba
Pada 2012, perempuan yang pernah aktif menjadi misdinar ini mendapat kabar tentang pemilihan Miss Scuba Indonesia, sebuah kontes untuk olahraga menyelam, mempromosikan, dan mendukung keindahan bawah laut Indonesia. Yovita memutuskan untuk mengikuti kontes Miss Scuba itu. Saat pemilihan, para juri terkesima dengan presentasi Yovita mengenai keindahan bawah laut di kawasan Raja Ampat, Papua. Tanpa karantina, Yovita keluar sebagai pemenang dan menyandang gelar Miss Scuba Indonesia 2012. “Saya sangat terkejut, karena saat itu saya belum pernah ke Raja Ampat!” ungkap finalis None Jakarta Utara 2011 ini.
Gelar Miss Scuba Indonesia yang disandangnya, membawa Yovita berkeliling dan menyelami laut di Indonesia. Ia bersua dengan ikan-ikan kecil Selat Lembeh di Sulawesi Selatan. Ia juga terpukau dengan kecantikan terumbu-terumbu karang di daerah Gorontalo, Sulawesi Utara. Yovita pun mengunjungi rumah ikan dari kapal yang karam di lautan Tulamben, Bali, serta habitat ikan dari bangkai pesawat terbang di Biak, Papua.
Perasaan takut juga sering melanda Yovita tatkala harus berteman dengan keganasan ombak lautan. Suatu kali, ia bertemu dengan angin yang bertiup dan ombak yang tinggi. Padahal ia telah bersiap menyelam. “Saya malah mabuk laut dan harus kembali ke darat,” kisah umat Paroki St Thomas Rasul Bojong Indah, Jakarta Barat ini.
Sebagai Miss Scuba Indonesia 2012, Yovita mendapat mandat mempromosikan keindahan bawah laut Indonesia. Ia juga wajib mensosialisasikan peraturan menyelam. Menurut anak pertama dari Umat Paroki Bojong Indah, Jakarta Barat ini terpilih sebagai Miss Scuba Indonesia 2012. Ia bertugas mempromosikan keindahan bawah laut Indonesia. Ia juga wajib mensosialisasikan peraturan menyelam. Menurut anak pertama dari tiga bersaudara ini, menyelam sudah menjadi gaya hidup. Namun, banyak orang yang asal menyelam, tanpa mengerti aturan yang berlaku. “Dalam menyelam ada aturan yang harus dipatuhi, seperti tidak boleh menyentuh karang, memegang ikan atau penyu,” kata peserta World Youth Day 2013 di Brasil ini.
Setelah mendapat predikat Miss Scuba Indonesia 2012, Yovita wajib mengikuti pemilihan Miss Scuba Internasional 2012 yang digelar di Bali. Para duta selam dari 10 negera di seluruh dunia turut berpartisipasi. Dalam ajang ini, Yovita terpilih sebagai juara kedua Miss Scuba Internasional 2012. Prestasi ini membuat Yovita kian yakin untuk mendedikasikan hidup bagi dunia selam di Indonesia.
Pari Manta
Bagi Yovita, Indonesia kaya akan laut. Sekitar 70 persen wilayah Indonesia ada lah lautan. Banyak masyarakat Indonesia yang menggantungkan hidup dari laut. “Jika habitat laut rusak, kehidupan masyarakat juga terancam,” tandas alumna Fakultas Komunikasi Universitas Indonesia ini. Yovita juga menilai, peraturan- peraturan pemerintah di dunia kelautan masih kurang. “Pemerintah harus lebih jeli dan memperhatikan kebijakan untuk dunia bahari Indonesia,” usulnya.
Sebagai Miss Scuba Indonesia, Yovita juga memiliki misi khusus untuk melindungi Manta Ray atau yang sering disebut ikan Pari Manta. Ikan ini merupakan spesies yang rentan atau mudah terluka. Tingkat perkembangbiakan ikan Pari Manta juga pelan, sehingga terancam punah. Menurut Yovita, ikan Pari Manta ini unik dan sering disebut sebagai hewan migrasi. Tahun lalu, Yovita berjumpa dengan ikan Pari Manta ketika menyelam di lautan Bali. “Saya ikut meneliti ikan Pari Manta. Senang sekali, karena pengetahuan saya semakin bertambah,” ujar dara yang wajahnya selalu menghiasi layar kaca televisi melalui program “Jejak Petualang Trans 7” ini.
Menyelam, menjumpai aneka jenis spesies laut, dan menatap keindahan terumbu- terumbu karang, membuat Yovita terus mengucap syukur. Ia selalu dibuat takjub ketika memandang kecantikan di bawah laut. “Sensasi menyelam itu membuat kita seperti masuk ke dalam dunia yang berbeda. Senang sekali bisa melihat keindahan di bawah laut secara langsung,” tutur putri pasangan FX. Liwanuru dan Christina Suswati ini.
Yovita Ayu Liwanuru
TTL : Jakarta, 28 September 1991
Orangtua : FX. Liwanuru dan Christina Suswati
Pendidikan :
• SMP Regina Pacis Jakarta
• SMA St Ursula Jakarta
• Fakultas Komunikasi Universitas Indonesia
Penghargaan :
• Finalis None Jakarta Utara (2011)
• Miss Scuba Indonesia (2012)
• Juara kedua Miss Scuba Internasional (2012)
Pekerjaan :
• Presenter Jejak Petualang Trans7 (2013- sekarang)
Aprianita Ganadi
HIDUP NO.11 2014, 16 September 2014