HIDUPKATOLIK.com – Yohanes Berchmans Harry Tjan Tjoen Hok Silalahi. Itulah nama lengkap Harry. Memang sangat panjang. Alasan praktislah yang membuat Harry tak pernah memakai nama baptisnya. “Untuk alasan praktis saja. Ini saja sudah panjang, apalagi ditambah nama baptis dan yang lain,” tutur Harry.
Tapi di balik nama yang panjang terkandung makna yang mendalam. Harry menyebutnya sebagai nama yang sangat Indonesia. Nama Harry mewakili Jawa, Tjan memiliki unsur Tionghoa, dan Silalahi mewakili budaya Batak.
Perihal nama Silalahi, ada cerita yang melatari. Harry mulai menjabat Sekjen Partai Katolik pada 1964. Sesudah peristiwa G 30 S, Harry menjabat Sekjen Front Pancasila. Saat itu, Albertus Bolas Silalahi, seorang tokoh Katolik menjabat sebagai Ketua Partai Katolik di Tapanuli Utara. Dia adalah anak laki-laki satu-satunya dalam keluarga. Dalam budaya Batak, ini sesuatu yang mengkhawatirkan. Ibunya sudah tua pula. Maka, A.B. Silalahi diharuskan memiliki saudara.
Dan Harry-lah yang kemudian di angkat menjadi saudaranya. Pengangkatan itu merupakan kehormatan dan anugerah bagi Harry dan keluarga. Karena itu Harry berhak memakai marga Silalahi, sementara istrinya, Theresia Mariana mengenakan marga “Siahaan”.
Stefanus P. Elu
HIDUP NO.06 2014, 9 Februari 2014