HIDUPKATOLIK.com – Pertemuan internasional Komunitas Sant’Egidio untuk regio Asia-Pasifik berlangsung di Trastervere Roma, Minggu, 22/5- Rabu, 25/5. Acara tersebut dihadiri oleh 20 utusan dari empat negara di Asia, yakni Indonesia, Filipina, Kamboja, dan Pakistan.
Sant’Egidio Indonesia mengutus tujuh orang, yakni Gita Manurung (Padang), Prisca Nuriarti, IR Budiono, dan Erlip Vitarsa (Jakarta), Iwan Wawo dan Daniel Fredi (Yogyakarta), Hera (Pontianak), dan Tedi Nahak (Atambua).
Tema yang diusung adalah â€Do Not Afraid! Open, Open Wide the Doors to Christâ€. Mgr Abrogio Spreafico menegaskan bahwa tema ini sengaja diangkat untuk merevitalisasi pesan Beato Yohanes Paulus II ketika pertama kali dipilih menjadi Paus. Waktu itu, Gereja berada dalam situasi sulit. Dalam khotbah perdana kepausannya, Paus menyerukan agar semua orang tidak takut untuk menghadapi tantangan. Dalam tantangan itu, Tuhan akan menunjukkan kebesaran-Nya.
Menurut Mgr Abrogio, pesan Paus ini masih relevan dan kontekstual untuk pewartaan Injil di Asia. Diharapkan, pesan ini dapat menginspirasi pewartaan Injil yang dibawa oleh komunitas Sant’Egidio di Asia yang sangat plural dan penuh tantangan. â€Kenyataan pluralitas ini seharusnya menjadi kekayaan dan peluang untuk menghidupi nilai-nilai Injili bagi orang miskin, terlantar, dan tersisihkan,†imbuh Mgr Abrogio.
Turut hadir sebagai pembicara dalam pertemuan ini adalah Andrea Riccardi (pendiri komunitas), Prof Dr Sandro Zuccari (mantan presiden komunitas), Dr Valeria Martano (moderator Asia-Pasifik), Patricia (penanggung jawab pelayanan lansia untuk seluruh dunia), dan Prof Dr Roberto Morazzo Della Rocca (ahli sejarah).
Di sela-sela jadwal pertemuan, peserta berziarah ke makam Beato Yohanes Paulus II. Mereka juga diikutsertakan dalam beberapa pelayanan yang dilaksanakan oleh komunitas induk Sant’Egidio, antara lain melawat imigran jalanan yang berasal dari Pakistan, Rumania, dan Afganistan, serta mengunjungi pantai jompo dan orang cacat.
Emilianus Yakob S.T/Iwan Wawo, dari Roma