Senin, 25 April 2011
Kis 2:14, 22-32; Mzm 16:1-2a,5, 7-8,9-10,11; Mat 28:8-15
Ada pepatah dalam bahasa Inggris: â€No news is good news.†Jika seseorang tidak berkirimk abar, biasanya orang itu baik-baik saja. Kenyataannya, hal ini tidak selalu benar. Jika sesuatu yang buruk terjadi, kadang kita terdorong untuk merahasiakannya. Sebaliknya, ketika satu hal yang istimewa terjadi, kita kadang tidak mampu menahannya. Mungkin pepatahnya menjadi lain: â€Only good news is news.†Hanya berita baiklah yang layak dibagikan.
Benarkah demikian? Tentu tidak. Hari-hari setelah Paskah adalah kesempatan istimewa untuk berbagi berita tentang sebuah peristiwa yang baik. Berita sedih yang sebelumnya ada, sudah digantikan. Lebih dari itu, pengalaman Maria Magdalena dan Maria yang lain memiliki unsur khas: mereka berlari cepat agar bisa segera berbagi berita. Namun demikian, Yesus ternyata masih lebih cepat. Mengapa? Yesus ingin menambah isi berita: Salam bagimu! Damai untukmu!
Kebangkitan Yesus bercerita secara jelas bahwa Allah menjawab doa orang yang percaya sebagaimana digemakan dalam Mazmur: â€Jagalah aku, ya Allah, sebab pada-Mu aku berlindung.†Petrus mempertegas hal ini. Tidak mungkin Yesus tetap berada dalam kuasa maut, karena Daud sendiri sebenarnya sudah bernubuat tentang kebangkitan Mesias. Artinya, memang benar bahwa nubuat bisa menimbulkan kesan hanya sebagai cerita lama. Namun demikian, kini kebenaran cerita lama itu dialami secara baru. Maka jelas, orang harus bergegas memberitakannya. Kita adalah saksi. Hallelu-Yah!
Pastor Deshi Ramadhani SJ