HIDUPKATOLIK.com – CCA (Christian Conference of Asia) mengirimkan telah delegasi ke Bangladesh untuk mengumpulkan data dan menginvestigasi situasi yang dialami oleh kelompok-kelompok agama minoritas. CCA merupakan sebuah perkumpulan beberapa Gereja beraliran Presbiterian di Asia. Delegasi yang ditugaskan untuk melakukan investigasi di Bangladesh tersebut terdiri dari perwakilan berbagai kelompok agama.
Hasil investigasi CCA tersebut menyebutkan bahwa selama tiga tahun terakhir, kelompok-kelompok agama minoritas di Bangladesh menjadi target untuk diserang. Beberapa partai politik ditengarai memanfaatkan agama sebagai kendaraan politik. Sentimen berdasarkan agama digunakan untuk memperuncing tensi antarkomunitas agama dan menyebabkan polarisasi dalam masyarakat. Hal ini sebenarnya bukanlah konflik agama, tetapi agama dimanfaatkan melulu demi kepentingan politik semata.
Selama pemilu tahun 2014 dan berlanjut pascapemilu, beberapa wilayah yang dihuni oleh komunitas agama minoritas menjadi target serangan. Individu-individu dan kelompok-kelompok yang terkait dengan gerakan Islam radikal kerap merangsek dan membakar pemukiman dan fasilitas umat Hindu, Kristiani, dan Budha, yang tersebar di berbagai tempat di Bangladesh. “Selama satu dekade belakangan ini, setidaknya ada 10 blogger, wartawan, dan aktivitas hak asasi manusia telah dibunuh hanya karena mempromosikan kebebasan berpikir, harmoni religius, toleransi, dan transparansi politik,†tulis delegasi CCA dalam laporannya, seperti dilansir Agenzia Fides, 17/5.
Delegasi CCA juga mengemukakan bahwa sekitar 431 ribu orang dari kelompok masyarakat adat dan agama minoritas menjadi korban konflik dan menjadi pengungsi di negeri sendiri, menjadi orang asing di tanah sendiri. Mereka secara semena-mena diusir paksa dari tempat tinggal mereka oleh kelompok-kelompok garis keras. Sekitar 170 juta penduduk Bangladesh terdiri dari mayoritas Islam Sunni yang mencapai 90 persen dari populasi, Hindu sembilan persen, dan satu persen sisanya adalah Kristiani, Budha, Muslim Syiah, dan  Ahmadiyah.
R.B.E. Agung Nugroho