APAKAH benar kalau orang meninggal arwahnya tidak langsung berangkat tetapi selama 40 hari berjalan-jalan entah kemana? Pertanyaan ini ternyata pernah disampaikan oleh seorang umat kepada Mgr Ignatius Suharyo. Hal ini ia sampaikan dalam Misa Perayaan 210 KAJ untuk Dewan Paroki Harian (DPH) di Gereja Hati Kudus Kramat, Jakarta Pusat, 26/5.
Mgr Suharyo melanjutnya, ternyata umat itu mendasarkan pertanyaannya pada Kisah Para Rasul. Dalam kisah itu, Yesus yang bangkit, selama 40 hari tiap-tiap kali menampakkan diri. Mendapatkan pertanyaan seperti ini tentu Mgr Suharyo tertawa. Namun, ia pun menjawab, selama 40 hari setelah kebangkitannya, Yesus menampakkan diri dan mengajar murid-murid mengenal kerajaan Allah. “Itu artinya murid-murid sudah utuh pemahamannya mengenai Kerajaan Allah sehingga mereka siap diutus. Dalam perutusan itu mereka tidak mewartakan yang lain kecuali Kerajaan Allah.â€
Pesan Yesus inilah yang juga dipesankan kepada kita pada hari ini, tambah Mgr Suharyo. Para murid diberi perutusan untuk menjadi saksi di Yerusalem Yudea, Samaria, dan ke ujung bumi, perutusan itu meraka jalankan dengan berani, gembira dan setia sepanjang zaman. Â Perutsan inil kemudian sampai di Batavia pada 8 Mei 1807. Sejak saat itu Gereja berkembang ke seluruh Nusantara.
Mgr Suharyo menyadari perayaan ulang tahun sebuah lembaga yang usianya 210 tahun, angka ini tidak begitu bagus. Namun perayaan kali ini bertujuan meneguhkan dan mengembangkan kesadaran kita akan perutusan yang dipercayakan kepada umat Katolik KAJ. “Maka sekarang ini kita yang mesti memikul tanggung jawab sejarah itu.â€
Pada kesempatan ini juga diluncurkan buku sejarah KAJ yang terdiri dari delapan jilid. Buku ini merupakan pelengkap dari buku Sejarah Gereja Katolik Jakarta yang ditulis Romo Adolf Hueken sepuluh tahun yang lalu. Sekitar 700 anggota DPH dari 66 paroki di KAJ menghadiri perayaan 210 KAJ ini.
Â
Antonius E. Sugiyanto