HIDUPKATOLIK.COM – Pilkada Serentak tahun 2024 akan berlangsung pada hari Rabu, 27 November 2024. Terkait dengan Pilkada ini, Sekretaris Jenderal Konferensi Waligereja Indonesia (Sekjen KWI), Mgr. Paskalis Bruno Syukur, OFM mengharapkan agar umat Katolik terlibat secara aktif dalam setiap kesempatan dalam penentuan kebijakan publik.
“Dalam hal ini, kita memberikan dukungan bagi mereka yang yang kita tahu rekam jejaknnya dalam konteks bahwa mereka inilah calon pemimpin daerah yang mempunyai orientasi ke pemerintahan nanti, yang akan memperhatikan masyarakat pada umumnya,” ujarnya menjawab pertanyaan hidupkatolik.com pada Konferensi Pers di Kantor KWI, Jakarta pada hari Selasa, 12/10/2024 lalu
“Diharapkan kita (umat Katolik, Red.) terlibat aktif untuk ikut memilih orang-orangnya. Tapi pilihan kita mesti berorienasi pada tokoh-tokoh yang memang siap melaksanakan amanat UUD 1945, nilai-nilai Pancasila, terutama untuk kepentingan masyarakat umum. Saya kira, akhirnya pilihan kita tergantung pada kita masing-masing. Hanya dari pihak Gereja, pandangan kita adalah pilihlah orang-orang yang benar-benar dari rekam jejaknya sudah memperlihatkan bawa dia memang mau menduduki jabatan itu demi kepentingan masyarakat umum,” papar Mgr. Paskalis yang juga Uskup Bogor, Jawa Barat.
Pesan Moral Politik
Sementara itu, Komisi HAAK Keuskupan Agung Jakarta (KAJ), mengeluarkan liflet digital yang berisi pokok-pokok pertimbangan bagi umat dalam Pilkada Serentak 2024.
Pertama, umat jangan tidak memilih atau golput. Surat suara biasa disalahgunakan.
Kedua, memilih sesuai hati nurani. Tidak ada calom pemimpin yang sempurna.
Ketiga, memilih pribadi calon yang berwatak baik, bukan karena didukung (diendors) oleh tokoh tertentu.
Keempat, kriteria pemimpin daerah: (1) punya rekam jejak dalam tata kelola yang baik; (2) mencintai keberagaman dan toleran; (3) memberdayakan masyarakat, bukan asyik berimajinasi sendiri; (4) nasionalis, tidak didikung partai sektarian; (5) memahami warga dan persoalan wilayanya.
Ketika diminta keterangan perilah isi liflet ini, Ketua Komisi HAAK Keuskupan Agung Jakarta, Pastor Antonius Suyadi mengatakan, pihaknya ingin menyampaikan pesan moral politik. “Ingin menyampaikan pesan moral politik kan boleh-boleh saja,” jawabnya singkat secara digital kepada Redaksi siang ini, Selasa, 26/11/2024. (FHS)