HIDUPKATOLIK.COM – KEUSKUPAN Sibolga terletak di pesisir pantai Barat Sumatera Utara, meliputi wilayah Tapanuli bagian tengah: Kota Sibolga, Kabupaten Tapanuli Tengah, Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kota Subulussalam, Kabupaten Aceh Singkil, juga mencakup daratan Tapanuli wilayah Selatan yakni Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Mandailing-Natal (Madina), Kota Padangsidimpuan, Kabupaten Angkola-Sipirok, Kabupaten Padang Lawas, Kabupaten Padang Lawas Utara. Ditambah kepulauan Nias yang terdiri dari Kota Gunungsitoli, Kabupaten Nias, Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Nias Barat dan Kabupaten Nias Utara.
Keuskupan Sibolga pada mulanya merupakan Prefektur Apostolik Sibolga yang berdiri pada 17 November 1959 sebagai pemekaran dari Vikariat Apostolik Medan. Selama berstatus sebagai Prefektur Apostolik, Uskup pertama yang memimpin adalah Mgr. Petrus Gratianus Grimm, OFM Cap yang memimpin dari 17 November 1959 hingga 12 Maret 1971. Setelahnya, kepemimpinan dilanjutkan oleh Mgr. Bernhard Willing, OFM Cap yang pada tanggal 12 Maret 1971 diangkat secara resmi menjadi Administrator Apostolik. Ia memimpin sampai tahun 1978. Tongkat kegembalaan kemudian diserahkan kepada Mgr. Anicetus Bongsu Antonius Sinaga, OFM Cap sejak 11 November 1978 hingga 18 November 1980.
Pada 18 November 1980, Prefektur Apostolik Sibolga ditingkatkan statusnya menjadi Keuskupan. Takhta Suci mengangkat Mgr. Anicetus Bongsu Antonius Sinaga, OFM Cap. menjadi uskup pertama dan ditahbiskan oleh Paus Yohanes Paulus II pada tanggal 6 Januari 1981 di Roma. Pada tanggal 1 Maret 2004 Mgr. Anicetus berpindah ke Medan menjadi Uskup Koajutor Keuskupan Agung Medan. Pastor Barnabas Johan Winkler, OFM Cap diangkat menjadi Administrator Diosesan dari 3 Januari 2004 hingga 14 Maret 2007. Pada tanggal 13 Maret 2007 Mgr. Ludovicus Simanullang, OFMCap ditetapkan menjadi Uskup Sibolga dan ditahbiskan pada tanggal 20 Mei 2007 hingga wafatnya pada 20 September 2018.
Selama takhta lowong (sede vacante), Keuskupan Sibolga dipimpin beberapa administrator yang memastikan kelangsungan pelayanan pastoral. Mgr. Anicetus kembali diangkat sebagai Administrator Apostolik dari 22 September 2018 hingga wafat pada 7 November 2020. Kemudian, Pastor Charles Sebastian Sihombing, OFM Cap mengemban tugas sebagai Administrator Diosesan dari tanggal 10 November 2020 hingga 6 Maret 2021.
Pada tanggal 6 Maret 2021, Paus Fransiskus mengumumkan pengangkatan Mgr. Fransiskus Tuaman Sasfo Sinaga menjadi Uskup Sibolga dan ditahbiskan pada tanggal 29 Juli 2021 oleh Kardinal Ignatius Suharyo di Gereja St. Theresia Lisieux, Katedral Sibolga. Ia memilih motto “Lauderis Domine Deus Meus” yang berarti Semoga Engkau dipuji, ya Tuhanku dan Allahku.
Pembagian Wilayah
Wilayah keuskupan terbagi dalam dua dekanat, yakni Dekanat Tapanuli dan Dekanat Nias. Dekanat Tapanuli mencakup sembilan paroki dan dua kuasi paroki. Sedangkan Dekanat Nias memiliki 18 paroki dan satu kuasi paroki. Pelayanan parokial dilayani oleh para imam diosesan dan ordo/tarekat religius seperti Kapusin, OSC, MSF, SVD dan Karmelit.
Keuskupan Sibolga bekerja sama dengan sejumlah tarekat religius dan tarekat sekular, baik klerikal maupun non-klerikal. Tarekat-tarekat religius imam umumnya berkarya di paroki. Juga ada yang berkarya di komisi, lembaga, pendidikan dan sebagainya. Sedangkan tarekat-tarekat religius non-klerus umumnya bekerja di bidang pendidikan, kesehatan, panti asuhan, asrama; juga terlibat dalam pelayanan pastoral di paroki-paroki.
Selain para imam, di Keuskupan Sibolga juga ada suster atau biarawati yang terdiri dari 12 tarekat: SCMM, Suster OSF, Suster KSFL, Suster FCJM, SdC (Suore della Carità), SFI (Suster Fransiskan Immakulatin), Ordo Suster St. Ursula (Ursulin), Suster St. Carolus Boromeus (CB), Suster KYM, Ordo Suster Kontemplatif (Klaris), Tarekat Sekular ALMA, Tarekat Suster OP (Ordo Pengkotbah). Juga, ada dua tarekat laikal pria, yaitu Frater CMM dan Bruder Budi Mulia.
Sinode Keuskupan
Keuskupan Sibolga telah mengadakan Sinode sebanyak tiga kali. Sinode pertama dilaksanakan pada 12-16 November 2009 di LPTK Mela pada masa kegembalaan Mgr. Ludovicus Simanullang. Pada sinode ini, Keuskupan Sibolga menetapkan Visi Pastoralnya yakni Gereja Keuskupan Sibolga yang Mandiri, Solider dan Membebaskan. Sinode ini menghasilkan tujuh program Pastoral yakni: Pemberdayaan Petugas Pastoral, Pemberdayaan Ekonomi Umat, Pengembangan Pastoral Politik, Pemberdayaan Keluarga-Keluarga, Pengembangan Solidaritas Warga, Pengembangan Tata Nilai Baru, dan Peningkatan Pemahaman umat tentang Ajaran Iman Katolik.
Sinode Kedua berlangsung pada 16-21 Juli 2015 di Paroki Kon-Katedral Santa Maria Bunda Para Bangsa Gunungsitoli. Pada Sinode ini, Keuskupan Sibolga melanjutkan Visi Misi yang disepakati pada Sinode I yakni Gereja Keuskupan Sibolga yang Mandiri, Solider dan Membebaskan. Dalam Sinode kedua ini, Keuskupan Sibolga menambahkan satu program dari ke-7 program yang telah ada pada Sinode I. Program tersebut ialah Pemberdayaan Organisasi Pastoral (P8).
Pada Minggu, 4 Februari 2024, Mgr. Fransiskus Tuaman Sasfo Sinaga, mengumumkan pelaksanaan Sinode III Keuskupan Sibolga. Pengumuman tersebut disampaikan di Gereja St. Theresia Lisieux, Katedral Sibolga, pada Perayaan Ekaristi Minggu Biasa V Tahun B/II. Dalam pengumuman tersebut, Sinode III akan dilaksanakan pada 3-6 September 2024, tetapi kemudian jadwal berubah atas kunjungan Bapa Suci Fransiskus ke Indonesia sehingga terlaksana pada tanggal 15-18 Oktober 2024 di Gunungsitoli.
Hadamean Tumanggor (Kontributor-Sibolga) dari berbagai sumber
Sumber: Majalah HIDUP Edisi No.45, Tahun Ke-78, Minggu, 10 November 2024