HIDUPKATOLIK.COM – Setelah 9 hari pasca letusan Gunung Lewotobi, Caritas Indonesia bersama Caritas Larantuka dan Caritas Maumere terus berkoordinasi dan bekerja sama dalam membantu para penyintas letusan.
Dalam hari-hari ini, Pos Pelayanan Kemanusiaan yang dikelola jaringan Caritas Keuskupan Larantuka dan Caritas Keuskupan Maumere telah membantu lebih dari 10 ribu jiwa. Bentuk bantuan yang diberikan berupa kebutuhan pokok harian, akses air bersih dan air minum, tempat perlindungan, serta pelayanan kesehatan.
Uskup Larantuka, Mgr. Fransiskus Kopong Kung dan Uskup Maumere, Mgr. Ewaldus Martinus Sedu memberikan dukungan sepenuhnya untuk upaya jaringan Caritas Indonesia dalam membantu penyintas pasca bencana. Pelbagai elemen di dua keuskupan, saat ini telah bahu membahu mendukung karya kemanusiaan yang dilakukan ini.
Data Kebencanaan dan Pengungsi
Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), pada Selasa, 12 November 2024 sebanyak 2.735 keluarga terpaksa mengungsi (13.116) jiwa yang tersebar di beberapa 8 lokasi pengungsian (Para pengungsi tersebar di 59 desa di wilayah terdampak). Berikut ini rincian pengungsi dan lokasinya:
- Kecamatan Titehena: 1.845 KK/6.826 jiwa terdampak
- Kecamatan Wulanggitang: 473 KK/1.500 jiwa terdampak
- Kecamatan Ile Bira: 126 jiwa terdampak
- Kecamatan Demon Pagong: 57 KK/309 jiwa terdampak
- Kecamatan Larantuka: 76 KK/ 716 jiwa terdampak
- Kecamatan Ile Mandiri & Lewolema: 36 KK /177 jiwa terdampak
- Pulau Adonara: 11 KK/41 jiwa terdampak
- Kabupaten Sikka: 881 KK/3.421 jiwa terdampak
Penyaluran Bantuan
Dari total jumlah pengungsi yang saat ini ada, bantuan dari jaringan Caritas Indonesia telah disalurkan untuk sebanyak 9.966 jiwa. Jaringan Caritas Indonesia menyalurkan bantuan berupa sembako, air bersih, perlengkapan kebersihan diri.
Selama dua minggu pertama masa tanggap darurat pemenuhan kebutuhan dasar bagi para penyintas masih menjadi prioritas. Bantuan dalam bentuk makanan siap saji masih sangat diharapkan. Kebutuhan lain yang mendesak adalah ketersediaan air bersih, air minum, obat-obatan, dan vitamin.
Bantuan yang disalurkan Caritas Maumere mencakup wilayah Kabupaten Sikka, NTT. Sedangkan dari Caritas Keuskupan Larantuka berfokus pada penanganan di wilayah Kabupaten Flores Timur.
Layanan Kesehatan
Layanan Kesehatan sudah dibuat di beberapa pos layanan yang didirikan baik oleh Caritas Larantuka maupun Caritas Keuskupan Maumere. Pelayanan juga mencakup kunjungan langsung ke lokasi pengungsian, bagi penyintas yang terhalang untuk datang langsung k epos kesehatan. Sejauh ini, pos Kesehatan sudah cukup, namun tim relawan akan berusaha terus mencari para penyintas yang belum mendapat akses layanan kesehatan.
Bantuan berupa obat-obatan masih diperlukan hingga saat ini. terkait dengan ini dibutuhkan juga aneka kebutuhan bayi (pampers, minyak telon, bedak bayi). Selain itu sudah disalurkan juga bantuan berupa perlengkapan mandi.
Kebutuhan mendesak bagi penyandang disabilitas berupa penyediaan shelter khusus dan kelengkapannya.
Akses Air dan Fasilitas MCK
Kebutuhan paling mendesak bagi para pengungsi juga adalah sarana sanitasi, MCK, sarana dan perlengkapan mandi. Relawan jaringan Caritas Indonesia terus mengupayakan ketersediaan air bersih yang dapat dijangkau oleh para pengungsi. Langkah ini termasuk menyediakan tempat penampungan air bersih, fasilitas MCK, dan pasokan air bersih setiap hari.
Penggalangan Bantuan
Uluran tangan dari seluruh umat masih terus digalang. Sampai saat ini, Caritas Indonesia mengumpulkan dana sebesar Rp. 2.003.761.633,-. Bantuan ini selain akan digunakan pada masa tanggap darurat dan selama upaya pemulihan pasca kejadian bencana letusan Gunung Lewotobi.
Caritas Indonesia mengupayakan bantuan kemanusiaan dari berbagai keuskupan. Masker, pelindung wajah, dan obat-obatan juga menjadi prioritas untuk dapat tersedia selain makanan dan pakaian. Semua bantuan ini direncanakan akan dikirim ke lokasi terdampak dalam beberapa hari ke depan.
Respon Bersama Jaringan Caritas Indonesia
- Caritas Indonesia terus melakukan konsultasi aktif dengan Caritas Internationalis Members Organization (CIMO) di dalam negeri, khususnya dengan Catholic Relief Services (CRS) dan Caritas Germany (DCV), untuk mengembangkan strategi respons dalam keluarga Caritas.
- Caritas Indonesia rutin menyampaikan Laporan Situasi (Sitrep) terbaru ke jaringan yang bertujuan untuk memperoleh umpan balik untuk desain respons lebih lanjut. Sitrep juga disampaikan untuk memberi informasi terkait kebutuhan bantuan dan dukungan pendanaan awal, langkah ini sejalan dengan Protokol Tanggap Darurat Caritas Indonesia dengan CIMO.
Rencana Respon Dua Minggu ke Depan
Caritas Keuskupan Larantuka dan Caritas Keuskupan Maumere pada saat ini telah memiliki rencana selama dua minggu masa tanggap darurat. Para uskup yang menjadi anggota dari organ Yayasan Karina (Pembina, Pengawas, dan Pengurus) dalam Konferensi Waligereja Indonesia mendorong untuk mengerahkan kemampuan yang dimiliki Gereja Katolik untuk membantu saudara-saudara kita di daerah terdampak.
Caritas Keuskupan Larantuka:
- Caritas Keuskupan Larantuka akan berfokus untuk memenuhi kebutuhan dasar para penyintas dengan menyediakan bahan kebutuhan pokok. Tim relawan akan menambah pasokan kebutuhan pokok khususnya untuk pemenuhan bahan makanan kaya protein (daging, ikan, sayuran).
- Selain itu fokus pelayanan mereka akan mengupayakan akses air bersih dan air minum. Tim relawan mengupayakan ketersediaan air bersih dengan mendatangkan air dengan mobil tangki.
- Lansia dan penyandang disabilitas menjadi prioritas dalam pelayanan relawan. Tim relawan akan mengusahakan ketersediaan obat-obatan dan alat bantu kesehatan (kursi roda, tongkat disabilitas, dll) untuk kelompok rentan dan penyandang disabilitas.
- Masker akan terus menerus disediakan selama masa tanggap darurat.
- Core Response Team (CRT) dari Caritas Indonesia sudahditerjunkan untuk memperkuat respon kemanusiaan pasca bencana Letusan Gunung Lewotobi.
Caritas Keuskupan Maumere
- Caritas Keuskupan Maumere akan mengupayakan pemeriksaan kesehatan dengan bekerjasama dengan Balai Kesehatan St. Elisabeth. Pemeriksaan kesehatan ini untuk mengantisipasi beberapa penyakit pernafasan yang biasa terjadi selama bencana erupsi gunung berapi.
- Caritas Keuskupan Maumere juga akan berfokus untuk memenuhi kebutuhan dasar para penyintas dengan menyediakan bahan kebutuhan pokok. Tim relawan akan menambah pasokan kebutuhan pokok khususnya untuk pemenuhan bahan makanan kaya protein (daging, ikan, sayuran).
- Core Response Team (CRT) dari Caritas Indonesia sudah diterjunkan untuk memperkuat respon kemanusiaan pasca bencana Letusan Gunung Lewotobi.
Langkah Lanjutan Jaringan Caritas Indonesia (CRT)
- Caritas Indonesia telah mengaktivasi Caritas Response Team (CRT) dengan fokus memberikan dukungan teknis kepada Caritas Keuskupan, termasuk pengelolaan logistik kemanusiaan, pengadaan bantuan, penorganisasian respons kemanusiaan, serta perlindungan kelompok rentan.
- CRT juga diaktifkan secara remote untuk mendukung respon di lapangan dengan mengolah data, inforedia serta pemantauan ancaman.
Tantangan Respon
- Tantangan tinggi seperti erupsi dan sebaran abu vulkanik masih menjadi hambatan akses ke wilayah terdampak. Banyak keluhan penyakit pernapasan (ISPA) muncul, sementara ketersediaan air bersih masih terbatas. Perpindahan pengungsi juga dipengaruhi oleh fluktuasi aktivitas Gunung Lewotobi.
Pos Layanan Kemanusiaan Jaringan Caritas Indonesia bersama Caritas Keuskupan Larantuka (Carila): Pondok Inspirasi, Jl. Trans Larantuka Maumere, Desa Konga, Kec. Titehena. (berada di Paroki Lewolaga)
Pos Layanan Kemanusiaan Jaringan Caritas Indonesia bersama Caritas Keuskupan Maumere: Pusat Pastoral Keuskupan Maumere, Jl. Mgr. Soegijapranata, No. 1, Kota Uneng – Maumere – Flores – NTT.
Kontak Narabung: Rudy (Caritas Indonesia) – 0853-3333-3831
Rekening Bantuan: Bank Central Asia, Yay Karina – 288-308-0599
Sumer: Karitas Indonesia/Antonius Eko Sugyanto