web page hit counter
Minggu, 27 Oktober 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Umat Berkebutuhan Khusus Mengikuti Misa Inkulturasi Bersama di Paroki St. Theresia Sedayu

Rate this post

HIDUPKATOLIIK.COM – Alunan lagu “Kelana” yang dinyanyikan oleh paduan suara mahasiswa Universitas Gadja Mada Yogyakarta serta tarian pembuka oleh anak-anak dari SLB/G Helen Keller Indonesia-Sedayu, mengiringi para romo dan petugas liturgi memasuki gedung gereja Paroki St. Theresia Sedayu.

Umat berkebutuhan khusus yang berada di wilayah Kevikepan Yogyakarta Barat, bergabung di Paroki St. Theresia-Sedayu, Yogyakarta untuk mengikuti perayaan Ekaristi pada Minggu, 27 Oktober 2024. Perayaan ekaristi bersama umat berkebutuhan khusus ini sebagai bentuk ucapan syukur paroki Sedayu yang genap merayakan ulang tahun ke-97 tahun.

Rm. A.R. Yudono Suwondo Pr, sebagai romo vikep Yogyakarta Barat berkenan memimpin perayaan ekaristi didampingi oleh Rm. Y. Dwi Harsanto Pr sebagai romo vikep katagorial Keuskupan Agung Semarang, Rm. Antonius Hadi Cahyono Pr, sebagai pastor paroki Sedayu serta para romo lainnya (Rm. Koko Pr, Rm. Oot Pr, Rm. Ratmo Pr dan Rm. Bambang Pr).
Rm. Wondo, dalam kata sambutan di awal perayaan ekaristi meyakini bahwa Tuhan memandang dengan kerahiman-Nya kepada umat-Nya semua.

Baca Juga Artikel:  Kongres Nasional XIX Pemuda Katolik 2024 Resmi Dibuka, Gusma Tekankan Pentingnya Orkestrasi Kader

Ungkapan syukur dan ucapan selamat datang kepada umat yang hadir juga disampaikan beliau dengan penuh keramahan dan kasih.

Dalam homilinya, Rm. Oot, yang mempunyai nama lengkap Chosmas Christian Timur mengungkapkan rasa syukur, senang dan bangga sebagai imam di Keuskupan Agung Semarang, karena keuskupan begitu terbuka dengan kaum disabilitas. Meskipun secara fisik beliau terbatas karena dengan menggunakan 2 krug untuk membantu berjalan, namun beliau senantiasa mengajak umat yang berkebutuhan khusus dan mengajak kita semua agar mensyukuri rahmat kehidupan yang telah Tuhan berikan kepada kita masing-masing, apa pun itu bentuknya, apa pun kondisi dan keadaan kita. Kita itu hebat, apa pun diri kita, kita tetap dikasihi Tuhan, percaya akan kasih Tuhan.

Baca Juga Artikel:  Uskup Denpasar, Mgr. Silvester San: Mengapa Kita Buta dalam Banyak Hal

Sedangkan Rm. D. Bambang Sutrisno Pr mensyaringkan pengalaman beliau sebagai orang yang mengalami disabilitas itu tidak enak, itu menderita namun hal itu diterima sebagai ‘salib’. Masing-masing dari kita itu mempunyai salibnya sendiri-sendiri. Romo Bambang memberi semangat kepada kaum disabilitas untuk tetap bersemangat, memaksimalkan kemampuan dan mengembangkan talenta yang kita miliki dari Tuhan. Romo juga berpesan agar kaum disabilitas tetap menjadi pribadi yang baik, meskipun orang lain tidak menghargai.

Rm. Y. Dwi Harsanta Pr mengajak kita semua untuk melihat dan merasakan kebaikan Tuhan dalam hidup kita masing-masing. Setiap orang, memiliki “kecacatan/sakit” masing-masing, maka Yesus hadir di dunia juga dalam kerapuhan, kesakitan di kayu salib, sama seperti kita manusia.

Baca Juga Artikel:  Dipercayakan Kembali Sebagai Ketum Pemuda Katolik, Gusma Ajak Kader Berkontribusi Bangun Gereja dan Bangsa

Setelah perayaan ekaristi, acara dilanjutkan dengan ramah tamah dan makan siang bersama yang diadakan di depan halaman gereja Sedayu.

Sr. Stanisla PMY, dari Yogyakarta

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles