web page hit counter
Kamis, 24 Oktober 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Doa Ekumenis Indonesia: Merajut Hati Membangun Rasa Peduli

Rate this post

HIDUPKATOLIK.COM – Suasana sore itu terasa hangat karena banyak wajah-wajah tersenyum penuh kegembiraan. Sore itu, 19/10/24 berkumpul para pemerhati doa meditatif dari Taize (DNTz) di kampus Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta.

Para peserta dari Katolik dan Ortodoks Koptik Indonesia.

Mereka mengikuti acara Doa Ekumenis Indonesia untuk mendukung Sinode Uskup Sedunia di Roma, Vatikan bulan Oktober ini. Dalam kebersamaan itu mereka sekaligus merayakan kenangan syukur atas terlaksananya Konsili Vatikan II yang telah membuka pintu ekumenisme dengan gereja lain.

Doa Ekumenis Indonesia ini juga digelar di 10 kota di Indonesia, yaitu Bandung, Jakarta, Ketapang, Semarang, Solo, Surabaya, Klepu, dan Tarutung. Pada 19/10/24 terlaksana bersamaan di tiga kota, yaitu Jakarta, Ketapang, dan Yogyakarta.

Baca Juga Artikel:  MAJALAH HIDUP EDISI TERBARU, No. 43 TAHUN 2024

DEI di Yogyakarta

Sebelum doa bersama dilakukan pendalaman tema dari Kitab Suci. Pembicara yang berbagi wawasan adalah Pastor Dionisius Bismoko Mahamboro dari Seminari Tinggi Santo Paulus Yogyakarta, Pendeta Nani Minarni dari UKDW, dan Ian A. Setiawan dari Gereja Ortodoks Koptik Indonesia, Paroki Santo Petrus dan Santo Paulus Yogyakarta.

Peserta DEI mendengarkan pembekalan dari ketiga narasumber.

Pastor Bismoko mengatakan, “Umat Kristen dari berbagai tradisi atau denominasi bersatu karena adanya relasi personal dengan Bapa. Yesus berdoa agar kesatuan para murid-Nya terjadi karena relasi hati dengan hati, bukan administratif. Jika yang dikedepankan bukan hati, tetapi rasio pasti ada konflik. Artinya, kesatuan hati terbangun karena memberi ruang satu sama lain untuk bertumbuh.”

Sementara Pendeta Nani membahas dari Kitab Mazmur. Dikatakannya, “Dalam gerakan ekumenis ada tantangan dan kesulitan yang terjadi karena proses menemukan kecocokan. Namun, dengan pertolongan dari Tuhan yang menjadikan langit dan bumi, akan meneguhkan keyakinan bahwa Allah selalu menjaga dan memelihara umat-Nya.”

Baca Juga Artikel:  Alumni Tarakanita Jadi Geosaintis Kenalkan Geosains dan Prospek Kariernya ke Siswa SMP
Kelompok paduan suara pemerhati doa dengan nyanyian dari Taize.

Dari Kitab Yesaya, “Tuhan memberikan penghiburan kepada orang percaya.” Ada pengingat yang kuat bahwa meski ada perbedaan tetapi kita bisa menikmati kasih karunia Tuhan. Dari latar belakang berbeda, namun bisa berkumpul bersama sebagai WNI dengan mengotong Pancasila dan UUD 1945. Demikian pula dengan doa Taize ini yang membawa ikatan batin menyatu dalam keheningan doa. Itu dikatakan Ian A. Setiawan, menutup pembekalan sebelum doa.

Sebagian peserta meletakkan kepala di kayu salib dalam keheningan doa.

Hadir dalam kesempatan ini para mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Yogyakarta, para biarawan-wati, dan pemerhati doa Taize dari lintas tradisi kristiani. Mereka datang dari latar belakang Katolik, Kristen Protestan, dan Ortodoks Yunani berjumlah sekitar 150 orang. Hadir pula beberapa orang yang pernah tinggal sebagai permanen utusan Indonesia di Komunitas Taize Prancis dan juga keluarga Bruder Francesco (alm). Mereka dengan tekun melantunkan nyanyian doa bersama kelompok paduan suara mahasiswa UKDW dan mencecap keheningan dengan penuh kekhusukan.

Baca Juga Artikel:  Topik Hangat pada Sinode Vatikan 2024: Diakonat Perempuan Tidak Menyelesaikan Masalah

Veronika Naning (Kontibutor Yogyakarta)

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles