web page hit counter
Rabu, 23 Oktober 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Topik Hangat pada Sinode Vatikan 2024: Diakonat Perempuan Tidak Menyelesaikan Masalah

5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.COM – Topik kemungkinan tahbisan perempuan dalam Gereja Katolik masih menjadi isu hangat dalam pembahasan Sinode Dunia di Vatikan. Pemimpin tertinggi Kongregasi Ajaran Iman Gereja, Kardinal Victor Fernandez, mengingatkan kembali posisi Paus yang sudah disampaikan beberapa kali mengenai isu ini. Pada saat yang sama, ia meminta maaf pada Senin pagi dalam sebuah pernyataan di depan sekitar 350 peserta Sinode, termasuk hampir 50 perempuan, atas ketidakhadirannya dalam pertemuan pada Jumat sore di Vatikan.

Dalam pertemuan tersebut, sekitar 100 peserta Sinode, di antaranya banyak perempuan, ingin berdiskusi dengan Fernandez mengenai pengangkatan perempuan ke dalam diakonat. Kardinal memimpin sebuah kelompok kerja yang secara paralel dengan Sinode akan menyusun usulan-usulan mengenai peran perempuan dalam Gereja. Ia menyatakan bahwa ketidakhadirannya disebabkan oleh tindakan medis yang dijalaninya. Ketika ia mengetahui bahwa kehadirannya diinginkan, ia menawarkan pertemuan baru pada Kamis mendatang. Ketidakhadiran Fernandez pada Jumat tersebut memicu banyak ketidakpuasan.

Baca Juga Artikel:  Setelah Sinode Keuskupan Sibolga, Tim Perangkum Hasil Sidang Berkumpul dan Menyusun RSPKS

Secara substansi, Fernandez menegaskan bahwa sudah diketahui apa yang dikatakan Paus Fransiskus tentang tahbisan perempuan. Menurut Paus, isu ini “belum matang,” sehingga sekarang tidak perlu difokuskan pada kemungkinan tersebut. Namun, Prefek Ajaran Iman menegaskan bahwa peran perempuan dalam Gereja merupakan “perhatian yang sangat penting” bagi Paus. Paus sudah sejak awal meminta Kongregasi Ajaran Iman untuk menjajaki kemungkinan perkembangan peran perempuan tanpa berfokus pada tahbisan. Fernandez menyatakan bahwa ia terikat oleh instruksi ini dan sepenuhnya setuju dengan isinya.

Tdak Menyelesaikan Masalah

Sebagai alasan, Fernandez mengatakan: “Jika kita memikirkan diakonat untuk beberapa perempuan, itu tidak menyelesaikan masalah jutaan perempuan dalam Gereja.” Selain itu, langkah-langkah lain yang sudah memungkinkan belum diambil. Ini termasuk jabatan awam permanen baru untuk katekis, yang sekarang juga mencakup kemungkinan memimpin jemaat jika terjadi kekurangan imam. Paus telah memberikan dasar teologis untuk ini dengan menjelaskan bahwa perayaan sakramen, yang tetap menjadi hak imam, tidak harus terkait dengan kekuasaan kepemimpinan. Tawaran ini belum diambil oleh sebagian besar konferensi para uskup. Hal ini juga berlaku untuk jabatan baru akolit yang juga terbuka bagi perempuan, tetapi hampir tidak dimanfaatkan. Tugas seorang akolit saat ini terutama adalah membagikan komuni dan melayani di altar.

Baca Juga Artikel:  Kerawam Tanjung Selor: Pentingnya Sinergi Awam dan Hierarki

Para anggota Sinode kini diminta untuk mengajukan usulan mengenai partisipasi perempuan dalam kepemimpinan Gereja. Fernandez mengatakan bahwa ia akan mendengarkan usulan-usulan tersebut pada Kamis dan mengumumkan nama-nama komisi untuk isu perempuan. Bagi mereka yang tetap menganggap diakonat perempuan sebagai prioritas, Fernandez menyarankan agar mengajukan usulan kepada komisi yang telah dibentuk Paus pada tahun 2020 di bawah pimpinan Kardinal Giuseppe Petrocchi. Komisi teologi ini terutama meneliti apakah diakonat perempuan pernah ada di Gereja awal dan dalam kondisi apa hal tersebut dapat dihidupkan kembali. Paus membentuk komisi ini pada 8 April 2020. Anggotanya termasuk teolog Jerman Barbara Hallensleben dan Manfred Hauke, keduanya mengajar di Swiss. Delapan anggota lainnya berasal dari Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan Italia. Sekretaris komisi adalah Denis Dupont-Fauville, yang juga bekerja di Kongregasi Ajaran Iman.

Baca Juga Artikel:  Dilexit Nos: Ensiklik Terbaru (Keempat) Paus Fransiskus

Fernandez menutup pernyataannya dengan kalimat: “Saya yakin bahwa kita bisa maju selangkah demi selangkah dan mencapai hal-hal yang sangat konkret, sehingga orang memahami bahwa tidak ada yang secara esensial menghalangi perempuan untuk menduduki posisi kepemimpinan penting dalam Gereja. Apa pun yang benar-benar datang dari Roh Kudus tidak akan bisa dihentikan.” Pidato Kardinal ini disambut dengan tepuk tangan oleh peserta Sinode, demikian menurut laporan dari Vatikan.

Bene Xavier dari Wina, Austria

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles