HIDUPKATOLIK.COM – DEHONIAN adalah sapaan bagi para anggota Kongregasi Imam-Imam Hati Kudus Yesus – SCJ (Congregatio Sacerdotum a Sacro Corde Jesu). Kongregasi yang didirikan oleh Pater Yohanes Leo Dehon dari Perancis ini memulai misinya di Indonesia pada tahun 1924.
Dengan kata lain, sudah 100 tahun SCJ berkarya di bumi Nusantara, khususnya di tanah Sumatera bagian Selatan, Keuskupan Agung Palembang (Sumatera Selatan/Jambi) dan Keuskupan Tanjung Karang (Lampung).
Namun, setelah 100 tahun, para Dehonian kini telah merambah ke Keuskupan Agung Medan (Sumatera Utara), Keuskupan Agung Samarinda (Kalimantan Timur), Keuskupan Agung Semarang (Jawa Tengah), Keuskupan Timika (Papua), Keuskupan Padang (Sumatera Barat), Keuskupan Agung Jakarta (DKI Jakarta).
Para Dehonian – imam, bruder, frater – terjun langsung dalam pelbagai karya sesuai dengan spiritualitas SCJ seperti pelayanan pastoral teritorial-kategorial, kesehatan, pendidikan, dan lain sebagainya. Tentu saja, SCJ tak hanya berkarya di Perancis dan Indonesia tapi juga di pelbagai belahan atau negara lain di dunia.
SCJ Indonesia juga telah mengirim para Dehonian Indonesia untuk meneruskan misi ke pelbagai negara, membuka ladang baru kebun anggur Tuhan. ‘Tanah’ Nusantara rupanya menjadi lahan yang subur bagi benih-benih kedehonianan. Panggilan menjadi imam dan bruder SCJ pun terus bertumbuh. Banyak orang muda Indonesia ingin merasakan dan menghidupi spiritualitas hati kudus Yesus.
Selain bersyukur atas “pencapaian” selama 100 tahun ini, momentum perayaan dengan tema “Dengan hati yang terbuka, berjalan bersama Gereja Lokal” menjadi kesempatan merenungkan kembali “ke mana arah baru” para Dehonian akan berlayar.
Ke mananya itu sebetulnya telah dirumuskan dalam Kapitel Luar Biasa SCJ pada tahun 2021: “Digerakkan oleh hati Yesus yang terbuka, komunitas persaudaraan religius Dehonian Indonesia mewujukan cinta kasih, rekonsiliasi, kordialitas, solidaritas, dan keadilan demi hadirnya Kerajaan Hati Kudus Yesus di dalam Gereja dan di tengah masyarakat.” Arah baru ini telah dijabarkan dalam rencana strategis tahun 2022-2033.
Perayaan 100 Tahun ini memang tidak dilakukan dalam seremonial belaka. Kirab Salib 100 Tahun SCJ Indonesia telah bergerak dari satu ‘perhentian’ ke ‘perhentian’ berikutnya di tempat SCJ pernah berkarya dari Sumatera hingga Papua. Kirab ini juga mengikutsertakan kaum muda. Kaum muda yang telah merasakan sentuhan kasih para Dehonian.
Jika 100 tahun lalu para Dehonian datang ke hutan-hutan belantara di Nusantara, kini situasinya secara total sudah berubah. Modernitas telah merangsek ke segala dimensi kehidupan umat. Teknologi dan komunikasi berkembang dengan supercepat. Dampaknya ke segala arah.
Disrupsi digital tak terhindarkan. Muncul tantangan sekaligus ancamam yang belum pernah terpikirkan sebelumnya. Dan, para Dehonian ada di era baru ini. Transformasi apa yang akan ditempuh ke depan agar visi dan misi yang telah dirumuskan akan kian tetap relevan dan kian signifikan?
Selamat merayakan 100 Tahun SCJ Indonesia!
Sumber: Majalah HIDUP, Edisi No.39, Tahun Ke-78, Minggu, 29 September 2024