HIDUPKATOLIK.COM – Penerbit dan Toko Rohani OBOR telah meluncurkan buku Ziarah Batin 2025 pada Jumat (13/09/2024) seusai Perayaan Ekaristi yang dirayakan secara konselebrasi untuk merayakan hari jadi ke-75 Perkumpulan Pelayanan Rohani OBOR.
Peluncuran yang juga menandai 30 Tahun Ziarah Batin tersebut dilakukan oleh Direktur OBOR, Pastor F.X. Sutanta, bersama dengan Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo; Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, OSC; Bendahara KWI, Mgr. Yustinus Harjosusanto, MSF; Sekjen KWI, Mgr. Paskalis Bruno Syukur, OFM; Uskup Purwokerto, Mgr. Christophorus Tri Harsono; dan Uskup Agung Pontianak, Mgr. Agustinus Agus.
“Dengan ini kami nyatakan Ziarah Batin 2025 resmi kami launching,” ujar Pastor Sutanta.
Selain 75 Tahun Perkumpulan Pelayanan Rohani OBOR dan 30 Tahun Ziarah Batin, hari itu juga merupakan peringatan 45 Tahun Perkumpulan Pelayanan Rohani OBOR di Bawah Naungan KWI.
Ketika HIDUPKATOLIK.COM menemui Pastor Sutanta seusai Perayaan Ekaristi dan seremoni sederhana bertema “Semper Ad Meliora” tersebut, ia mengaku peringatan ini sungguh bermakna.
“Jelas, kami bersyukur bahwa OBOR bisa sampai usia 75. Kami berharap ke depan tetap bisa menjadi lebih baik lagi sesuai dengan tuntutan zaman. Zaman semakin berkembang, kami harus mengikuti itu. Kami harus tetap berusaha semakin baik, semakin baik, semakin baik,” ujarnya.
Merujuk pada tema, ia mengatakan tema ini sejalan dengan harapan Perkumpulan Pelayanan Rohani OBOR.
“Sesuai artinya, selalu maju untuk berusaha menjadi lebih baik. Itu yang mau kami tuju. Kami ingin menjadi lebih baik lagi. Tidak puas berhenti sampai di sini. Tapi misi ke depan yang harus diemban untuk lebih baik dalam melayani umat Allah, karena ini pelayanan kepada umat Allah akan barang-barang liturgi dan devosi,” imbuhnya.
Menurutnya, Penerbit dan Toko Rohani OBOR mampu menjual sekitar 50.000 eksemplar Ziarah Batin.
“Pernah 60.000-an eksemplar. Tapi sekarang sudah semakin banyak pilihan. Puji Tuhan, Ziarah Batin tetap ada di hati pembaca,” ungkapnya.
Bahasa Sederhana
Seorang penulis Ziarah Batin, Pastor John Laba, SDB, mengatakan kepada HIDUPKATOLIK.COM bahwa ia mulai menulis renungan untuk buku Ziarah Batin sejak tahun lalu.
“Saya dipilih oleh tim menjadi penulis Ziarah Batin sejak 2024. Tahun ini untuk bulan Februari, dan tahun 2025 untuk bulan Januari,” ujarnya.
Ia mengaku sangat bersyukur. Baginya, ini merupakan kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman rohani melalui tulisan. Selain itu, menulis renungan untuk buku Ziarah Batin juga sangat membantu para agen pastoral, baik awam maupun imam, khususnya di daerah pedalaman. Alasannya, hal ini dapat menginsipirasi mereka untuk membantu pelayanan Sabda Tuhan.
“Saya selalu berpedoman pada prinsip bahwa sabda itu menjadi daging. Karena itu saya berusaha menggunakan bahasa yang sederhana, boleh dikatakan komunikatif yang menyentuh kehidupan setiap orang. Saya punya kebiasaan tidak menggunakan bahasa yang filosofis atau teologis. Bahasa sederhana yang bisa ditangkap oleh orang lain,” imbuhnya.
Harapannya, buku Ziarah Batin dapat membantu umat Katolik melakukan ziarah dalam kehidupan sehari-hari mereka.
“Semakin kita mengenal sabda maka kita akan semakin mencintai Kristus. Saya mengutip pesan Paus Fransiskus baru-baru ini ketika beliau datang ke Indonesia. Ia mengatakan bahwa kita harus punya kemampuan untuk mendengar sabda, menghidupi sabda. Dan bagi saya, kalau kita mendengar sabda, menghidupi sabda, dengan sendirinya kita menjadi pelaku-pelaku sabda yang handal. Maka perlu Ziarah Batin,” ungkapnya.
Keuntungan Spiritual
Ada banyak harapan untuk Penerbit dan Toko Rohani OBOR di hari spesialnya, salah satunya berasal dari Mgr. Anton, yang juga merupakan Uskup Keuskupan Bandung.
“Saya mengikuti perkembangan perjalanan dalam 10 tahun ini. Seperti perusahaan, biasanya dikejar target. Itu yang membuat stres pegawai. Direktur stres, pimpinan stres, karena selalu kita ini memang cenderung menghitung materi, keuntungan material. Untuk perusahaan memang wajar. Tetapi rupanya OBOR bukan perusahaan tapi perkumpulan yang dimiliki oleh KWI dan memiliki misi tertentu,” ujarnya.
“Maka keuntungan material itu tidak cukup. Harus dihitung keuntungan spiritual atau rohaninya. Yang mungkin bisa jadi secara material tidak membawa keuntungan yang signifikan, tetapi secara spiritual memberi.”
Ia lantas mengutip homili Kardinal Ignatius Suharyo yang menekankan formasi iman.
“Nah, berapa banyak murid yang dibentuk karena kehadiran OBOR? Itu keuntungan rohani yang tak ternilai dan juga bisa diangkat sebagai suatu keuntungan yang luar biasa. Mudah-mudahan OBOR selain mengejar keuntungan material yang juga penting untuk kesejahteraan karyawan dan keberlanjutan Penerbit dan Toko Rohani OBO, tetapi jauh lebih penting adalah 75 tahun ini sejauh mana keuntungan rohani bagi Gereja Indonesia, umat, dan masyarakat senantiasa berkembang. Sehingga sungguh melalui OBOR kemuliaan Tuhan selalu bernyala bagaikan obor,” pungkasnya.
Harapan juga disampaikan oleh Sekretaris Eksekutif Komisi Kerasulan Awam KWI, Pastor Yohanes Kurnianto Jeharut, saat ditemui HIDUPKATOLIK.COM.
“Tentu ini perjalanan yang sangat panjang untuk sebuah usaha penerbitan yang banyak menerbitkan buku-buku. Di tengah disrupsi media, banyak penerbit yang akhirnya harus gulung tikar karena harus beradaptasi dengan perkembangan media. OBOR tetap bertahan dalam penerbitan buku-buku rohani, teologi, filsafat, dan budaya,” ujarnya.
Ia pun mengapresiasi Penerbit dan Toko Rohani OBOR yang telah berada pada jalur yang tepat dalam hal pewartaan.
“Kiranya 75 tahun, di usia yang sudah cukup matang ini, OBOR semakin mantap, semakin bisa kompetitif dalam bisnis tetapi juga menjadi medan pewartaan terdepan,” imbuhnya.
Katharina Reny Lestari