web page hit counter
Senin, 25 November 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Sambut Paus Fransiskus, Empat Lembaga Terbitkan Bunga Rampai Tulisan 33 Tokoh Islam Indonesia

Rate this post

HIDUPKATOLIK.COM – Kehadiran Paus Fransiskus ke Indonesia pada 3-6 September 2024 merupakan peristiwa bersejarah bagi Gereja, bangsa, dan negara Indonesia. Selain sebagai sebuah momen bersejarah, kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia merupakan anugerah tersendiri bagi Gereja, bangsa, dan negara Indonesia, khususnya pada anugerah dialog dan perdamaian.

Lawatan Bapa Suci Fransiskus sejatinya tidak hanya menjadi peristiwa penting bagi umat Katolik di Indonesia, tetapi juga memiliki dampak yang signifikan bagi seluruh masyarakat Indonesia dan dunia internasional.

Dalam menyambut tamu agung ini, sangatlah penting untuk mendengarkan pandangan dan aspirasi dari para pemimpin organisasi Islam, aktivis Muslim, dan cendekiawan Muslim Indonesia dengan beberapa alasan.

Pertama, suara ini merepresentasikan kesatuan sekaligus keanekaragaman agama di Indonesia.  Indonesia adalah negara dengan keanekaragaman agama yang kaya, di mana Islam adalah agama mayoritas yang mendominasi. Namun demikian, keberagaman agama juga menjadi salah satu ciri khas bangsa ini. Dalam menyambut Paus Fransiskus, suara dari pemimpin organisasi Islam, aktivis Muslim, dan cendekiawan Muslim Indonesia akan mencerminkan kesatuan dalam keragaman agama di Indonesia. Ini akan menegaskan bahwa meskipun masyarakat Indonesia memiliki keyakinan yang berbeda-beda, namun mereka dapat bersatu dalam semangat kerukunan dan persatuan.

Kedua, suara kaum Muslim menjadi penting sebagai bagian dari keinginan membangun dialog antaragama yang mencerahkan. Kedatangan Paus Fransiskus adalah kesempatan bagi Indonesia untuk memperkuat banguan dialog antaragama yang inklusif dan mencerahkan. Dengan melibatkan suara dari pemimpin organisasi Islam, aktivis Muslim, dan cendekiawan Muslim Indonesia, diharapkan dapat menghasilkan diskusi yang lebih kaya dan substansial tentang isu-isu keagamaan yang relevan. Ini akan membantu memperkuat pemahaman bersama antara umat beragama dan mendorong terciptanya harmoni serta kerjasama lintas keyakinan.

Baca Juga:  Keuskupan Sibolga Lima Tahun ke Depan

Ketiga, suara ini juga menegaskan komitmen terhadap toleransi dan keadilan sosial. Pentingnya mendengarkan suara Muslim Indonesia dalam menyambut Paus Fransiskus juga terletak pada peneguhan komitmen Indonesia terhadap nilai-nilai toleransi dan keadilan sosial. Melalui partisipasi aktif dari pemimpin organisasi Islam, aktivis Muslim, dan cendekiawan Muslim Indonesia, kita dapat menegaskan bahwa Indonesia adalah negara yang menghargai pluralisme dan memperjuangkan hak-hak serta keadilan bagi semua warga, tanpa memandang agama atau keyakinan.

Keempat, suara kaum Muslimin ini memiliki dampak yang sangat penting bagi kepentingan nasional dan internasional. Pentingnya mendengarkan suara Muslim Indonesia dalam menyambut Paus Fransiskus juga memiliki dampak yang signifikan bagi kepentingan nasional dan internasional Indonesia yakni meningkatkan citra Indonesia sebagai negara yang mempromosikan kerukunan antaragama; memperkuat hubungan bilateral dengan Vatikan dan komunitas Katolik internasional; dan juga memberikan kontribusi positif bagi perdamaian dan stabilitas global.

Dengan berbagai pertimbangan itulah, Frans Seda Foundation, Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah, Yayasan Harapan Pemuda Indonesia, dan Unika Atma Jaya dengan dukungan Penerbit Buku Kompas menginisiasi buku “SALVE, PEREGRINANS SPEI! Salam Bagimu Sang Peziarah Harapan! Tokoh Muslim Indonesia dan Kunjungan Apostolik Paus Fransiskus”.

Buku yang disusun dalam waktu kurang dari 3 (tiga) bulan ini merupakan bunga rampai tulisan 33 tokoh pemimpin, cendekiawan, dan aktivis Muslim Indonesia lintas organisasi, aliran, generasi (termasuk Gen Z), dan gender dalam memaknai kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia. Tulisan para tokoh Islam tersebut kemudian diperkaya oleh 2 orang cendekiawan dari Unika Atma Jaya.

Baca Juga:  Renungan Harian 23 November 2024 “Lepas Bebas”

Sementara proses penyuntingan buku dikawal oleh 2 orang editor, yakni Willem L. Turpijn (Sekretaris Frans Seda Foundation) dan Prof. Ismatu Ropi, M.A., Ph.D. (Dekan Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta).

Usulan judul buku “SALVE, PEREGRINANS SPEI!” mengandung makna mendalam yang ingin disampaikan. Kata pertama, “Salve” atau yang berasal dari bahasa Latin, yang juga berarti “Ucapan Salam” memiliki signifikansi dalam sejarah dan tradisi kedua agama yang terkait.  Ini bukan hanya semata sebuah sapaan, tetapi juga membawa pesan kebaikan dan keberkahan.

Sementara itu, frasa “Peregrinans Spei” atau “Peziarah Harapan” dipilih dengan pertimbangan matang atas beberapa faktor penting. Pertama, kedatangan seorang Paus ke Indonesia diibaratkan seperti kedatangan seorang peziarah yang singgah dalam perjalanan rohaninya, memperkuat makna spiritual perjalanan Paus di tengah-tengah umat. Kedua, penggunaan istilah “Paus Peziarah” yang pernah melekat pada Paus St. Yohanes Paulus II, yang kunjungannya ke Indonesia pada Oktober 1989 telah meninggalkan jejak bersejarah, mengingatkan akan peran penting para pemimpin agama dalam membawa perdamaian dan persatuan. Ketiga, tema Tahun Yubileum 2025 yang akan dirayakan oleh Gereja Katolik Roma memberikan konteks lebih lanjut untuk pemilihan frasa ini, merepresentasikan semangat kebangunan spiritual yang diharapkan oleh umat. Keempat, kata “Harapan” dalam frasa “Peziarah Harapan” mengandung makna mendalam yang ingin disampaikan kepada Paus Fransiskus. Melalui kunjungannya ke Indonesia dan menyaksikan keberagaman yang hidup dan terawat di bawah semangat Pancasila, diharapkan Paus tak pernah lelah menjadi jembatan perdamaian dan kerukunan antarbangsa serta antar agama, menjadi panggilan untuk menghadirkan harapan dan persaudaraan di tengah gejolak dunia yang semakin kompleks.

Baca Juga:  Buah-buah Sinode III Keuskupan Sibolga Harus Menjadi Milik Seluruh Umat

Kehadiran buku ini dapat menjembatani dialog antara umat Islam dan Gereja Katolik Indonesia sehingga Gereja Katolik dapat mendengarkan pandangan dan pendapat para tokoh pemimpin, cendekiawan, dan aktivis Muslim Indonesia. Dengan demikian buku ini semakin melengkapi sejarah panjang dialog antara umat Islam dan Katolik di tanah air. Semoga buku ini dapat semakin menyegarkan dan menyuburkan dialog dan perjumpaan lintas iman di antara sesama umat beragama di Indonesia.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles