HIDUPKATOLIK.COM – Pw. St. Pius X. Yeh.34:1-11; Mzm.23:1-3a, 3b-4,5,6; Mat.20:1-16a
PENGUPAHAN biasanya didasarkan atas jam kerja, keterampilan, dan sertifikat. Berbeda dengan Injil hari ini, tuan mempekerjakan pekerja di kebunnya ada yang mulai pagi, siang, sore hari, dan ada yang hanya beberapa jam saja, tetapi semua diberi upah yang sama, yaitu satu dinar. Hal ini mengundang reaksi sungutsungut dari yang kerja sepanjang hari dan menahan panas. Tuan itu menanggapi, “Bukankah kita telah sepakat satu dinar sehari? Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu… iri hatikah engkau karena aku murah hati?” (Mat 20: 13-15).
Dalam kerahiman-Nya, Tuhan tahu cara mengungkapkan dan mengasihi setiap orang sesuai dengan situasinya. Tuhan tahu pekerja yang datang terakhir itu sungguh membutuhkan upah satu dinar baginya maupun bagi yang dikasihinya. Dalam kemurahan hatiNya tanpa menghitung jasa orang itu, kebutuhan untuk hari itu diberikan-Nya sebagai tanda kasih-Nya.
Allah bertindak didasari oleh belas kasih dan kemurahatian. Yang terpenting, seseorang itu punya kemauan, menanggapi tawaran Tuhan dan menghidupi hidup dari hati yang sungguh. Usaha dan kehendak baik sangat dihargai Tuhan. Dan pada waktunya semua diganjari hidup bahagia.
Pastor Octavianus Situngkir, OFMCap Komisi Kateketik Keuskupan Agung Medan (KAM)