web page hit counter
Jumat, 20 September 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Berbeda dengan Perayaan sebelumnya, Pada Perayaan 119 Tahun Misi di Papua Selatan, Uskup Mandagi Baca “Surat Khusus” Dubes Vatikan

Rate this post

HIDUPKATOLIK.COM – Pelataran patung Hati Kudus Yesus Merauke yang terletak di area bandar udara Mopah Merauke menjad istimewa bagi Keuskupan Agung Merauke dalam memperingati Perayaan 119 Tahun Misi di Papua Selatan, Rabu 14 Agustus 2024.

Ribuan umat dari keviepan Merauke sejak pagi berada di tempat ini untuk  mengikuti perayaan yang dipimpin oleh Uskup Agung Merauke, Mgr. Petrus Canisius Mandagi MSC bersama puluhan imam konselebran.

“Peristiwa ini terjadi  bukan karena kekuatan kita, bukan kekuatan orang-orang Papua atau non Papua tetapi terjadi karena Tuhan yang  mencintai kita sekalian disini, Tuhan datang mewartakan kasih disini. Jadi pantas bersyukur kepada Tuhan dan kita mohon  supaya dengan perayaan ini orang katolik di KAMe semakin dewasa, semakin berkenan dan dicintai oleh Allah,” pinta Uskup Mandagi kepada umat dalam pengantarnya.

Sebagian dari umat yang hadir.

Dalam kesempatan ini Uskup Mandagi membacakan  surat Duta Besar Vatikan untuk Indonesia, Mgr. Piero Pioppo tentang perpanjangan tugasnya sebagai Uskup Agung Merauke untuk dua tahun ke depan.

Untuk diketahui bahwa,Uskup Mandagi telah mengajukan pengunduran diri dari pelayanan pastoral di KAMe (Keuskupa Agung Merauke) kepada Paus Fransiskus  pada 2 Mei 2024 karena usianya telah mencapai usia 75 tahun.

‘’Mengenai hal ini saya merasa terhormat dan bersuka cita karena dapat menyampaikan kepada anda bahwa Bapa Suci setelah mempertimbangkan semangat apostolik Anda, pelayanan Anda yang murah hati serta kebaikan Gereja lokal telah memutuskan bahwa anda akan melanjutkan kepemimpinan anda yang sangat berharga sebagai Uskup Agung Metropolitan Merauke selama 2 tahun kedepan,’’ kata Uskup Mandagi membacakan surat Duta Vatikan.

Mgr. Piero Pioppo.

Mgr. Pioppo juga menyampaikan selamat kepada Uskup Mandagi atas dedikasinya selama ini dalam menggembalakan umat Katolik di Keuskupan Agung Merauke.

Sambil bersenda gurau Uskup Mandagi mengatakan, “Maka bersabarlah kalian yang sudah merindukan kehadiran uskup baru,”ujarnya di hadapan ribuan umat yang mengikuti Misa syukur. Hal ini diungkapkannya, tentu karena ada alasan mendasar yang menyertainya. Walaupun masih dua tahun ke depan, namun desas-desus terkait  siapa pengganti Uskup Mandagi ke depan hingga saat ini terus bergulir.

Mengutip sebuah artikel yang ditulis oleh seorang umat Katolik di Papua yang menuliskan penegasan  dari seorang mama, yang mengatakan bahwa usia keuskupan ini sudah tua selayaknya gereja semakin dewasa tidak perlu mendatangkan orang-orang dari luar, imam-imam asli setempat layak pimpin.

Masih menurut Uskup Mandagi, pandangan mama ini, sambil didukung oleh  si penulis sendiri tidaklah benar, Uskup Mandagi menegaskan bahwa Gereja KAMe jangan disamakan dengan kabupaten atau propinsi  yang harus dipimpin oleh putra-putri lokal atau setempat.

“Gereja bukanlah demikian. Tidak bisa disamakan dengan provinsi atau kabupaten,’’ katanya. Menurutnya  ada banyak orang Katolik yang tidak tahu Gereja termasuk para imam sebagian sudah lupa dan menyamakan dengan pemerintahan di provinsi dan kabupaten.

“Ukuran kedewasaan Gereja atau keuskupan, seperti tertera dalam logo kedatangan kunjungan Paus Fransiskus di Indonesia pada 3-6 September 2024 yang akan datang  yakni beriman, persaudaraan dan bela rasa,’’ tandasnya

“Gereja atau keuskupan  menjadi dewasa bila anggota Gereja dan  umat KAMe beriman pada Tuhan dan percaya pada Tuhan dan tinggal didalam Tuhan. Kedewasaaan  dikaitkan dengan iman kepercayaan. Bukan dikaitkan dengan pemimpin-pemimpin didalam  gereja terutama, tetapi iman dari umat sekalian, walau tidak gampang untuk beriman, karena dijaman moderen singa dan beruang mengancam iman kita semakin kuat dan brutal.

Pertama, yang mengancam iman kita yakni materialisme. Materi diutamakan, barang-barang  dan benda-benda termasuk hape dan teknologi lain menjadi lebih penting daripada Tuhan sendiri. Sehingga seringkali merayakan Ekaristi orang lebih sibuk dengan hapenya dari pada suara Tuhan.

Kedua, persaudaraan. Cinta diri, cinta suku, cinta ras, cinta agama sehingga lupa persaudaraan. Bukan diukur dari koor dan liturgi yang bagus, kedewasaan Gereja adalah cinta kasih dan persaudaraan.

Ketiga, bela rasa. Untuk memelihara supaya Gereja menjadi semakin dewasa, dibutuhkan uskup dan para imam untuk mengajar mengenai norma-norma kedewasaan Gereja. Betapa penting adanya para imam tetapi bukan dibutuhkan imam lokal  atau imam Papua dan non-Papua tetapi ditentukan oleh imam-imam yang baik.

Menurut Uskup Mandagi, selama dua bulan terakhir ini dalam kunjungan kanoniknya ia berkeliling di paroki-paroki dan terakhir adalah Kabupaten Mappi. Di sana ia bahagia karena melihat ada pertumbuhan dan perkembangan iman umat. Tentu ukuran pertumbuhan terkait dengan iman, persaudaraan dan bela rasa.

Ia juga mengangkat isu yang berkembang di Propinsi Papua Selatan akhir-akhir ini. Uskup Mandagi menghimbau agar orang Katolik menjadi pelopor  dalam menjaga lingkungan hidup, udara, hutan, sungai dan jangan dirusak karena gila uang dan sebagainya.

Mengutip Paus Fransiskus, “Bumi ini adalah rumah kita bersama. Planet ini juga rumah kita bersama jangan kita hancurkan. Karena bumi ini adalah milik Tuhan, bukan milik orang Papua dan non-Papua. Ketika dirusakkan maka kita berdosa. Alam diberikan supaya orang bahagia dan senang. Bumi ini sebagai ciptaan Tuhan harus dirawat menjadi pelindung karya tuhan, tidak boleh dihancurkan. Karena Tuhan pemilik dan kita harus merawat dan menjaga.”

Agustinus Joko Guritno

Pemerintah Propinsi Papua Selatan  yang diwakili oleh Agustinus Joko Guritno, mengatakan bahwa atas nama pemerintah PPS mengucapkan Proficiat kepada Gereja KAMe.  Semoga gereja KAMe dibawah kepemimpinan Uskup Mandagi bersama para imam dan biarawan/ti menambah semaraknya iman umat di KAMe.

“Semoga perayaan Misi Katolik di KAMe dan PPS semakin baik dan semakin hebat dalam  memajukan iman  umat yang ada diseluruh pelosok,” katanya.

“Terima kasih dengan kehadiran Gereja Katolik di PPS, orang- orang hidup berdamai dan bersatu. Ini menjadi catatan penting  karena iman kita cinta akan Yesus Kristus dan dasar Injil yang diimani,” ungkapnya.

Joko Guritno menambahkan, umat Katolik adalah umat yang terbuka bagi semua orang. Perayaan 119 tahun menjadikan umat katolik yang terbuka dan lebih hebat bersama umat yang lain, dengan golongan lain bersama membangun kedamaian dan daerah ini,pintanya lagi.

Uskup Mandagi dan para imam konsebran.

Ia berharap, tahun depan ketika perayaan 120 tahun dirayakan lebih hebat dari saat ini dan melibatkan dari propinsi dan  kabupaten, kaum bapak Katolik dan ASN Katolik. “Semua harus terlibat untuk merayakannya. Semua harus berperan dan berpartisipai merayakan pesta iman ini,” tuturnya mengakhiri sambutannya.

Pastor Emanuel Da Santo Meo Jogo

Pastor Emanuel Da Santo Meo Jogo selaku Sekertaris Panitia perayaan mengatakan bahwa Tema perayaan Iman, Persaudaraan dan  Bela Rasa diangkat karena  menjadi tema kedatangan Bapa Suci Paus Fransiskus di Indonesia. “Tentunya gaungnya bisa kita alami bahwa Papa Suci selalu bersama umat Katolik KAMe dalam doa-doanya,” ujarnya.

Acara ini menjadi semakin meriah ketika umat Paroki St Mikhael Kuda Mati berarak menuju Patung HKY dengan diiringi tarian Ja’i dari NTT.

Helen Yovita Tael (Kontributor, Merauke)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles