web page hit counter
Minggu, 17 November 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Temu Akbar Orang Muda Katolik Keuskupan Sintang: OMK Tulang Punggung Gereja Kini dan Nanti

Rate this post

HIDUPKATOLIK.COM – SEKITAR seribu dua ratus orang muda Katolik (OMK) dari 37 paroki di Keuskupan Sintang, Kalimantan Barta menyemarakkan Temu Akbar Orang Muda Katolik Keuskupan Sintang (Tebar OMK Kesi) di kompleks SMA Santa Maria, Nanga Pinoh pada 25-28 Juni 2024. Kebanyakan dari mereka baru pertama kali mengikuti Tebar OMK Kesi.

Perhelatan ini sudah berlangsung secara rutin sejak tahun 2000. Cikal bakal kegiatan dimulai tahun 1998 saat kemping rohani di Merpak, Kecamatan Kelam Permai dan puncaknya terinspirasi dari World Youth Day (WYD) tahun 2000 di Roma.

Pasca WYD, Mgr. Agustinus Agus sebagai Uskup Sintang kala itu menginisiasi perjumpaan OMK se-Kesukupan Sintang yang mempertemukan orang muda dari wilayah Melawi, Sintang dan Kapuas Hulu. Akronim TEBAR (Temu Akbar) merujuk pada kutipan ayat dari Lukas 5:4 yang berbunyi, Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: “Bertolaklah ke tempat yang dalam dan TEBARkanlah jalamu untuk menangkap ikan.”

Komitmen Iman

Tebar tahun 2024 mengambil tema “OMK Militan dan Berdaya Ubah”. Tema ini diambil  dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Filipi 1:21 yakni Bagiku hidup adalah Kristus, mati adalah keuntungan. Melalui tema ini diharapkan orang muda memiliki komitmen dalam iman Katolik yang dibarengi dengan kehidupan yang berubah menjadi lebih baik dan buahnya dapat mengubah orang lain.

Antusias OMK sangat tampak sepanjang kegiatan karena Tebar menjadi perhelatan yang sangat dinanti-nantikan untuk berjumpa, mengalami dan berbagi pengalaman dengan sesama orang muda dari berbagai latar belakang dan daerah yang berbeda. Mereka mau belajar untuk menjadi OMK yang militan dan berdaya ubah.

Baca Juga:  Jaringan Caritas Indonesia Terus Bergerak Membantu 9000 Pengungsi Akibat Erupsi Gunung Lewotobi
Salah satu penampilan pada Pembukaan TEBAR 2024. (Foto: Komsos Sintang)

Ada rombongan peserta yang harus menempuh jarak lebih dari 350 km untuk mencapai lokasi kegiatan. Ada pula yang melewati jalur sungai sekitar 3-4 jam. Semua tantangan mereka hadapi sebagai proses pembentukan diri.

Sebagai cara untuk membantu para peserta menjadi OMK yang militan dan berdaya ubah, panitia penyelenggara membuat konsep dan mengemas kegiatan berbeda dari tebar-tebar sebelumnya. Hal yang pertama tampak dari pintu masuk yang terbuat dari bambu dan terinspirasi oleh atap rumah betang khas Dayak.

Penggunaan bambu untuk dekorasi mau mengajak orang muda untuk lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Dominan warna hijau di area panggung juga didapat dari logo salib Tebar, karena pusatnya ada pada salib. Sehingga penggunaan bambu yang berwarna senanda menyatu dengan salib tersebut. Dekorasi tambahan dengan warna cerah kiri kanan panggung menggambarkan semangat orang muda.

Kemudian, pada rangkaian opening ceremony, para peserta dan tamu undangan mendapat suguhan kolaborasi seni pertunjukan yang terdiri dari tari, tarik suara, teater dan videografi berdurasi sekitar 30 menit.

Video pendek mengambarkan Tanah Borneo yang merupakan tanah suci di mana Sabda akan ditanam dan berbuah. Tarian pertama berkisah tentang misionaris awal yang menaburkan benih- benih Sabda di bumi Borneo. Ada pula teater yang memberikan gambaran tentang situasi hidup orang muda, baik itu pertumbuhan iman OMK Kesi maupun bagaimana militansi dan daya ubah itu perlu bagi OMK.

Tarian kedua berbentuk siluet ditampilkan sebagai puncak dari pesan yang ingin disampaikan kepada OMK. Siluet menggambarkan situasi yang menantang dan mengurung OMK dan siluet yang terkoyak saat penampilan akhir tarian multietnik menyampaikan sebuah pertobatan di mana militansi dan berdaya ubah muncul dari keberanian keluar dari diri yang terkurung.

Baca Juga:  Uskup Ruteng, Mgr. Siprianus Hormat: Menjadi Kumpulan Orang Pilihan

Eratkan Persaudaraan

Tak hanya itu, selama dua hari para peserta mengalami dinamika dalam diksi indoor dan outdoor. Dalam diski indoor yang berlangsung di venue utama, peserta berkesempatan mendengarkan materi dari Pastor Edmund CNantesOP dan Pastor Dimas Satya Wardana.

Untuk diksi outdoor, ada lima tempat yang dikunjungi peserta yang mewakili keberagaman agama di Keuskupan Sintang dan kepedulian terhadap sesama seperti Yayasan Sungai Kehidupan Borneo (Protestan), Yayasan Pondok Pesantren Tahfizh Bustanul Qur’an (Islam), Vihara Iddhi Maitreya (Buddha), Kampung Kerukunan Umat Beragama dan Yayasan Bhakti Luhur, Nanga Pinoh.

Defile Tebar dengan mengarak Rosario besar. (Foto: Komsos Sintang)

Ada pula sesi Ninga dan Nimba Ilmu Sidak (Nanilak) yang menghadirkan para narasumber dari berbagai profesi, antara lain Priska Baru Segu (Komika), Valentinus Narung (CEO CU Keling Kumang), Geralda Jennifer Odelia (Cici Pemazmur), Albertus Gregory Tan (Pendiri Jala Kasih) dan Lidya Natalia S (Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Barat).

Dalam kegiatan diksi outdoor, perwakilan tuan rumah menyampaikan kesan mereka terhadap kunjungan para peserta. Ustad Aswandi yang ikut mendampingi KH. Joko Supeno Mukti Al-Hafidzh saat menyambut rombongan di pesantren menyampaikan apresiasi atas kujungan tersebut.

“Kami sangat mendukung sekali dan berharap kunjungan seperti ini terus berlanjut, begitu pula dari pihak pesantren agar ke depan kita terus saling mengetahui, saling bertukar pikiran dan informasi yang sangat kita butuhkan. Kita sebagai masyarakat Indonesia, masyarakat yang majemuk, kita butuh momen-momen seperti ini, untuk mempersatukan kita, mempererat lagi tali persaudaraan kita sesama umat manusia, sesama anak bangsa Indonesia,” ucapnya seraya menemani para peserta melihat kompleks persekolahan Madrasah Aliyah.

Baca Juga:  Misa Gregorian: 30 Hari Tanpa Terputus

Sementara itu, Sin-sin, seorang Pandita Madya yang mewakili Vihara Iddhi Maitreya mengungkapkan sukacitanya menyambut para peserta. Sejak menerima kabar ada undangan untuk kegiatan Tebar, ia yang berdomisili di Pontianak meluangkan waktu ke Nanga Pinoh untuk mengikuti pertemuan awal dan penyambutan di hari kegiatan.

“Saya bangga. Apalagi waktu hadir di opening ceremony, saya mendapatkan makna dalam penampilan teater yang memunculkan kalimat akulah jawaban kemudian sama-sama menunjuk kamulah jawaban. Bagi saya, kalimat tersebut bukan hanya ditujukan kepada OMK tapi juga pada saya untuk sama-sama bisa membuat hidup lebih baik,” ujarnya.

Ia percaya kedatangan OMK ke vihara berkat kasih karunia Sang Pecipta dan mereka sangat bersukacita karena sesuai dengan semangat yang terus mereka gaungkan yakni dunia satu keluarga.

Harapan Gereja

Akhirnya, sebagai puncak dari perutusan, para OMK mengikuti Misa penutup yang dipimpin oleh Uskup Sintang, Mgr. Samuel Oton Sidin, OFM Cap.

Uskup Sintang, Mgr. Samuel Oton Sidin OFMCap (kiri) bersama para pastor usai misa penutupan Tebar 2024. Tangan di dekat dagu melambangkan sukacita.(Foto:Komsos Sintang)

Dalam homili, ia berharap para OMK menjadikan momen Tebar sebagai kesempatan untuk menempa diri dan menyadari tanggung jawab sebagai seorang Katolik. Merekalah tulang punggung Gereja Katolik di Keuskupan Sintang baik sekarang maupun masa yang akan datang.

Angela Januarti (Kontributor-Sintang, Kalimantan Barat)

Sumber: Majalah HIDUP, Edisi No. 28, Minggu, 14 Juli 2024

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles